jpnn.com, TANGERANG - Budaya bermedia sosial di kalangan remaja makin marak. Hal yang membanggakan adalah terciptanya aktivitas para remaja untuk tetap menjaga lingkungan hijau.
Para remaja makin memperluas cakupan ‘pembicaraan’ (social media discourse) tentang bagaimana menjaga lingkungan hijau, bagaimana etika dalam menjaga lingkungan, bagaimana caption-caption lingkungan terbaik yang dapat mereka tonjolkan.
BACA JUGA: UMB Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Semeru
Selain itu, bagaimana cara kreatif membangun kesadaran remaja dalam menciptakan kebiasaan menjaga lingkungan agar tetap nyaman, sehat, aman untuk dihuni.
Semua pertanyaan tersebut mengemuka dan menjadi agenda saat Pengabdian Pada Masyarakat oleh Tim Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana bekerja sama dengan School of Communication Universiti Sains Malaysia dan SMAN 2 Kota Tangerang, Selasa (8/3/2022).
BACA JUGA: Gandeng UUM, Magister Ilmu Komunikasi UMB Gelar Program Abdimas di Pandeglang
Dosen Tetap sekaligus Ketua Bidang Studi Broadcasting Fikom UMB Dr. Suraya (kanan) menjadi narasumber pada acara Pengabdian Pada Masyarakat bekerja sama dengan School of Communication Universiti Sains Malaysia dan SMAN 2 Kota Tangerang, Selasa (8/3/2022). Foto: Tangkapan layar
BACA JUGA: Usung Tema Literasi Media Sosial di Era Digital, UMB Gelar PPM KLN di Pandeglang
Kegiatan ini mengangkat tema tentang “Komunikasi Lingkungan: Perspektif Budaya, Teknologi, Pendidikan guna Membangun Kesadaran Menjaga Lingkungan Hijau di Kalangan Remaja”.
Hadir sebagai narasumber tamu dalam PPM kali ini adalah Dr. Mohamad Saifudin Mohamad Saleh (Wakil Dekan Akademik, Karier dan Internasional School of Communication Universiti Sains Malaysia).
Melalui platform zoom meeting, sekitar 350 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka terdiri dari siswa dan siswi Kelas X SMAN 2 Kota Tangerang, yang memiliki minat dan kajian khusus tentang upaya menjaga lingkungan dalam bentuk projek kreativitas remaja.
Ikut pula bapak dan ibu guru, team dosen serta mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UMB.
Humas Fikom UMB dalam siaran persnya diterima JPNN, menyebutkan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat karakter siswa agar peduli pada lingkungan bersih, rapi, asri, dan nyaman dengan membuang sampah pada tempatnya.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kalangan remaja agar melakukan aktivitas positif lainnya, baik secara langsung maupun bermedia sosial.
“Secara global, itulah yang disebut komunikasi lingkungan atau komunikasi alam sekitar (versi Malaysia). Komunikasi lingkungan, dapat dicermati secara multi-perspektif, baik dari sisi budaya, pendidikan bahkan teknologi,” kata Dr. Suraya, Dosen Tetap sekaligus Ketua Bidang Studi Broadcasting Fikom UMB.
Pada acara tersebut, tim dosen Fikom UMB terlibat penuh dalam rangkaian acara Pengabdian Pada Masyarakat. Mereka tampil menjadi narasumber dengan membahas beragam sub-topik yang relevan dengan kebutuhan remaja.
Pada kesempatan itu, Dr Suraya mengawali diskusi dengan memaparkan tentang bagaimana perubahan lingkungan dalam kacamata fotografi.
Selanjutnya pada sesi kedua, Dosen Tetap Fikom sekaligus Direktur Akademik dan Kemahasiswaan UMB) Riski Briandana, M.Comn, PhD mengulas secara detail tentang implementasi komunikasi lingkungan dengan strategi menanggalkan kantung plastik dalam segala aktivitas remaja.
Pada sesi ketiga, Dr. Irmulansati T, SH, M.Si (Dosen Tetap Fikom UMB) mengulas tentang aplikasi sosialisasi interaktif yang sering kali dibutuhkan remaja dalam menyebarluaskan virus positif menjaga lingkungan hijau di Kota Tangerang.
Sesi keempat, Dosen Tetap sekaligus Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMB Dr. Afdal Makkuraga, M.Si memaparkan hasil kajian tentang nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian proses pembelajaran yang akan membawa dampak positif untuk pertumbuhan remaja.
Pada sesi kelima, Morissan, PhD (Dosen Tetap FIKOM UMB) mengulas tentang persepsi publik dalam penggunaan kantung plastik. Terakhir, Dr. Nurhayani, M.Si (Dosen Tetap Fikom UMB) membahas tentang penggunaan etika dalam komunikasi lingkungan.
Dalam diskusi ini mengemuka bahwa dalam banyak kasus, ketika karakter ramah lingkungan sudah mendarah daging, maka siswa tidak segan-segan menegur orang yang membuang sampah sembarangan di tempat umum.
Para dosen Fikom UMB juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan meski diakui sangatlah sulit. Bahkan, terkadang menyebabkan konflik.
Hanya mereka yang memiliki keberanian yang bisa melakukannya. Untuk mereka yang berani menegur para pembuang sampah secara sembarangan ini,, komunikasi yang etis sangat diperlukan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich