Gelar Simposium Internasional Masjid Inovatif, Kemenag Ajak Masyarakat Menulis Paper

Kamis, 08 Agustus 2024 – 03:11 WIB
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin. (ANTARA/HO-Kemenag)

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag menggandeng Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024.

Acara ini akan dihelat di Solo pada September mendatang dan diawali dengan Call for Papers.

BACA JUGA: Kemenag Petakan Strategi Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Zakat

Call for Papers ini mengundang akademisi, pemerhati, praktisi, dan penggerak masjid untuk berbagi gagasan dan pengalaman terkait pengelolaan masjid ramah lingkungan.

BACA JUGA: Kemenag Ajak Mahasiswa Jadi Agen Cegah Perkawinan Anak di Kalangan Generasi Muda

Simposium bertema "Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation" itu membahas peran agama dalam pelestarian lingkungan, praktik masjid ramah lingkungan, dan peran strategis rumah ibadah terhadap ekosistem hijau.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengajak semua pihak untuk berpartisipasi.

BACA JUGA: Kemenag Beri Pelatihan Siaga Bencana untuk Takmir Masjid, Penyuluh Agama, dan Warga Difabel

"Saya mengajak akademisi, pemerhati, praktisi, dan penggerak masjid untuk berbagi ide dan pengalaman di forum ilmiah internasional ini. Praktik baik (best practices) di satu masjid akan menginspirasi dan mendorong praktik serupa di tempat lain," ujar Kamaruddin di Jakarta, Rabu (7/9).

Kamaruddin menekankan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai kewajiban universal yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin ke-13.

"Simposium ini sangat relevan dan strategis. Diskusi tentang konsep masjid ramah lingkungan akan meningkatkan kesadaran dan kontribusi terkait pelestarian lingkungan, serta membuktikan peran strategis agama dan tokoh agama dalam pencapaian SDGs," jelasnya.

Menurut Kamaruddin, transformasi dalam sudut pandang, keterampilan, dan infrastruktur masjid sangat penting untuk mengatasi tantangan lingkungan.

"Ekosistem masjid sangat potensial untuk menyebarkan misi pelestarian lingkungan dalam skala besar. Melalui pertukaran ide dan pengalaman dalam simposium ini, kita berharap dapat melahirkan inovasi dan praktik baik dalam pengembangan masjid ramah lingkungan," tambahnya.

Simposium ini bertujuan memperkuat kesadaran akan pentingnya peran agama dan tokoh agama dalam pelestarian lingkungan dan menghadapi perubahan iklim, menawarkan inovasi dan praktik baik dalam pengembangan masjid ramah lingkungan, serta menemukan model pengembangan masjid ramah lingkungan dari berbagai sudut pandang.

Diharapkan, simposium ini dapat mewujudkan masjid ramah lingkungan dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian bumi.

Tanggal penting:

7 Agustus: Diseminasi Call for Papers ISIM 2024
7 September: Batas Akhir Penerimaan Abstrak Tulisan
11 September: Pengumuman yang Lolos dan Registrasi-awal
21 September: Batas Akhir Pengiriman Tulisan Lengkap
25-27 September: Pelaksanaan Simposium (daring dan luring)

Informasi lebih lanjut mengenai simposium ini dapat diakses di kanal media sosial Ditjen Bimas Islam Kemenag. Info dan submission dapat dilihat di:
https://bit.ly/isim_2024. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler