Gelar Tur Pertahanan, Kemenhan Ajak Jurnalis Sambangi Disjarah TNI AD dan PT Pindad

Selasa, 06 April 2021 – 02:55 WIB
Karo Humas Setjen Kemenhan Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra (kanan) menerima plakat dari Sekdis Sejarah Angkatan Darat Kolonel Inf Joko Hadi Susilo dalam sesi penyambutan rombongan “defence tour” Kemenhan di Kantor Disjarah Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/3/2021). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) menggelar defence tour atau tur pertahanan bersama beberapa jurnalis perwakilan sejumlah media di Indonesia.

Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemenhan mengadakan tur di Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarah AD) dan PT Pindad, Bandung, Jawa Barat pada Selasa (30/3/2021).

BACA JUGA: Mayjen TNI Dadang: Tugas Bela Negara Bukan Hanya Tanggung Jawab Kemenhan

Tur ini dipimpin Karo Hubungan Masyarakat Setjen Kemenhan Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra didampingi Kepala Subbagian Hubungan Media Masa Bagian Pemberitaan RO Humas Setjen Kemhan Letkol Inf Basyaruddin dan jajarannya.

Kali ini, rombongan terlebih dahulu menyambangi Disjarah TNI AD.

BACA JUGA: Kemenhan Optimistis Kader Bela Negara Mampu Mencegah Radikalisme

Marsma Penny Radjendra menjelaskan Disjarah sengaja dipilih jadi lokasi pertama kunjungan karena Kemhan ingin menanamkan pemahaman bahwa sejarah merupakan dasar dari seluruh upaya membangun bangsa dan negara.

Namun, arti penting sejarah itu kian luput dari perhatian masyarakat, yang saat ini menghadapi ancaman mulai melupakan sejarah.

BACA JUGA: Panglima TNI Tinjau Serbuan Vaksin di Manokwari

Kemhan, kata Penny, memahami ancaman tersebut sehingga pihaknya pun berinisiatif menjadikan sejarah sebagai salah satu fokus utama “defence tour”.

“Narasi-narasi ini yang kita bawa dalam rangka melawan narasi-narasi lain yang ancaman besarnya untuk melupakan sejarah bangsanya,” kata Penny.

Pada bagian awal sambutannya, Marsma Penny juga menekankan hal yang penting untuk membangun ketahanan sebuah negara adalah sejahrahnya.

“Jadi konsep dasarnya itu defence tour untuk defence advocate untuk membangun ketahanan sebuah negara, hal paling mendasar dari negara adalah sejarahnya,” kata Penny.

Sekretaris Dinas Sejarah Angkatan Darat Kolonel Inf Joko Hadi Susilo menerangkan sejarah merupakan salah satu cara menguatkan identitas bangsa.

“Hancurnya suatu negara bukan pertama-tama karena tidak dimilikinya sarana-sarana peperangan yang memadai, tetapi karena tidak dimilikinya identitas bersama, rasa cinta pada negara dan kemauan untuk mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,” kata Joko saat menyambut kunjungan dari Kemhan di Kantor Disjarah AD, Bandung, Selasa.

Oleh karena itu, dia memastikan Disjarah akan terus bertransformasi menjadi lebih modern demi menarik minat banyak anak muda, para pelajar, dan masyarakat umum.

Rangkaian “defence tour” Kemhan di Disjarah antara lain menggelar diskusi, mengunjungi perpustakaan dan dokumen sejarah TNI AD.

Setelah melakukan kunjungan di Disjarah TNI AD, rombongan Kemhan selanjutnya berkunjung ke PT Pindad.

Kedatangan rombongan Kemhan mendapat sambutan langsung dari Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose.

Selanjutnya, Dirut PT Pindad menyampaikan paparan dan profil singkat PT Pindad serta meninjau alutsista produksi PT Pindad.

Abraham mengatakan PT Pindad (Persero) akan fokus memproduksi sejumlah pesanan Kemhan RI yaitu munisi, senjata api, dan kendaraan taktis pada tahun ini.

“Pertama yang jadi prioritas adalah memproduksi munisi, kedua senjata, karena kita sudah ada LoI (surat niat pembelian) dan surat pemesanan (dari Kemhan),” kata Abraham.

Dia mengatakan PT Pindad telah menerima surat pemesanan untuk produksi 4 miliar munisi.

Namun, kapasitas produksi PT Pindad, jika diamati dari tahun lalu hanya sekitar 400 juta butir per tahun, namun perusahaan berencana menambah kapasitas jadi 600 juta butir munisi per tahun.

Dalam pertemuan dengan wartawan dan pejabat Kemhan, Abraham menerangkan Kementerian Pertahanan memesan, di antaranya, munisi kaliber 5.56 milimeter.

Walaupun demikian, Abraham memaparkan PT Pindad juga mampu memproduksi berbagai jenis munisi di samping kaliber 5.56 mm, antara lain, kaliber 7.62 mm, kaliber 9 mm, kaliber 12.7 mm, kaliber 0.38 inch, kaliber 60 mm, dan kaliber 81 mm.

Sementara itu, Abraham lanjut menerangkan pesanan 25 ribu pucuk senjata telah selesai diproduksi. Senjata itu, kata dia, akan diperuntukkan salah satunya untuk komponen cadangan (komcad).

Di samping munisi dan senjata, PT Pindad (Persero) juga mengutamakan produksi sejumlah kendaraan taktis pesanan Kemhan, di antaranya Anoa dan kendaraan tempur jenis medium tank.

“Ini merupakan PR (pekerjaan rumah) untuk Pindad dan luar biasa tahun ini. Artinya, (pesanan ini) bisa mengangkat pendapatan dan mudah-mudahan bisa mengangkat laba dari PT Pindad dengan adanya order-order (pesanan) dari Kementerian Pertahanan,” kata Abraham.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama (Marsma) TNI Penny Radjendra mengatakan PT Pindad telah menunjukkan kualitas produksinya, terbukti dengan produk-produknya yang telah diekspor ke luar negeri.

Dia menegaskan industri pertahanan perlu terus didukung oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, karena tidak hanya bermanfaat untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi nasional.(Antara/fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler