jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo membenarkan adanya dugaan salah seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bergabung dengan ISIS. Tjahjo mengakui informasi diperoleh dari Penjabat Gubernur Kepulauan Riau Agung Mulyana.
"Laporan Pj Gubernur pada saya, sebagaimana hal itu ada. Saya minta gubernur komunikasi sejauh mana keterlibatan, mulai kapan dan siapa-siapa saja," ujar Tjahjo, Senin (9/11).
BACA JUGA: Wahai Teroris, Kapolri Janji Kejar Kalian Sampai Dapat!
Meski dugaan cukup kuat, mantan anggota DPR ini tetap meminta penyelidikan perlu dilakukan, guna menyikapi sejauh mana kebenaran oknum tersebut bergabung dengan organisasi yang selama ini dikenal cukup meresahkan masyarakat dunia tersebut.
"Apapun yang bersangkutan adalah pejabat otoritas. Harus ada bukti kuat, kami serahkan ke kepolisian. Pejabat Kepri intinya menjaga keamanan," ujar Tjahjo.
BACA JUGA: Menteri Rini Rombak Jajaran Direksi AP I
Saat ditanya bagaimana pengawasan terhadap pejabat lain, agar tidak bergabung dengan organisasi radikal, mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini mengaku pihaknya telah menggelar rapat dengan Menko Polhukam.
"Kuncinya deteksi dini. Kami membangun forum komunikasi camat, kapolsek, koramil, tokoh agama. Gelas pecah pun harus bisa dideteksi. TNI/Polri punya pengalaman. Ini hal-hal yang harus mulai dicermati. Travel-travel (biro perjalanan,red) kami deteksi," ujar Tjahjo.
BACA JUGA: Wow... Datang ke Kantor, Ketua DPR Tunggangi Jaguar, Sangar!
Mengenai pentingnya feteksi dini, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Kemendagri Mayjen Soedarmo pernah mengatakan, memang diperlukan upaya peningkatan kemampuan jajaran Badan Kesbangpol, dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hingga kecamatan.
Pasalnya, jajaran kesbangpol ini punya peran membantu kepala daerah dalam menjalankan tugas-tugas urusan pemerintahan umum.
Dalam rangka penguatan kemampuan deteksi dini, lanjut Soedarmo, pihaknya telah memberikan pembekalan kepada para pegawai Badan Kesbangpol tentang kemampuan intelijen.
"Kita bekali dengan kemampuan intelijen, tapi bukan membentuk satuan intelijen," terang pria yang pernah menjabat sebagai Atase Pertahanan di Bangkok itu. (gir/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Periksa RJ Lino, Ini Komenter Jenderal Haiti
Redaktur : Tim Redaksi