Gelembung Perjalanan Percepat Pemulihan Ekonomi Bintan & Batam

Selasa, 25 Januari 2022 – 19:30 WIB
Turis China di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Foto: Antara/Ogen

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta Dianta Sebayang menyebut kebijakan travel bubble antara Batam-Bintan dengan Singapura dapat mendorong pemulihan ekonomi Batam dan Bintan.

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mendorong travel bubble antara Batam-Bintan dengan Singapura untuk mempercepat pemulihan ekonomi, Senin (24/1).

BACA JUGA: Indonesia dan China Teken MoU Rp 25 T Terkait Pulau Bintan

"Travel bubble ini sangat dimaklumi, apalagi memang daerah Batam dan Bintan itu, wisatawan utamanya dari Singapura, sekaligus Batam dan Bintan merupakan salah satu tujuan utama wisata orang Singapura. Jadi sangat bisa dimaklumi, bahwa itu adalah salah satu cara mendorong lagi pemulihan ekonomi di Batam dan Bintan," kata Dianta, melalui sambungan telepon, Selasa (25/1).

Selain itu, lanjut Dianta, Batam dan Bintan relatif bukan tujuan wisata domestik. Sehingga, menurutnya kebijakan ini cukup baik diterapkan.

BACA JUGA: Presiden Jokowi dan PM Lee Hsien Loong Bertemu di Bintan, Nih Agendannya

Namun, Dianta menekankan penerapan protokol kesehatan dalam travel bubble yang sudah ditetapkan, terutama dari Singapura yang akan menuju ke Batam dan Bintan.

Seperti halnya, tes PCR tidak hanya dilakukan di Singapura saja, begitu sampai di Batam dan Bintan wisatawan harus tes PCR ulang.

BACA JUGA: Indonesia Izinkan Wisatawan Singapura Masuk dari Batam dan Bintan

"Kebijakan travel bubble ini tergantung kondisi Omicron, dilihat dari wilayah masing-masing. Kalau masih level 1 dan 2 (Batam dan Bintan) masih bisa dilakukan, tapi kalau sudah level 3-4 memang kita harus menjaga. Apalagi Singapura kan juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat juga, kita harus menyesuaikan juga kondisi Covid-19 di sana bagaimana, kalau tinggi, kita juga sama, butuh hubungan erat antara kondisi kesehatan di Singapura dan Batam-Bintan," tandasnya.

Sebelumnya, Pemerintah mendorong Travel Bubble antara Batam, Bintan dengan Singapura. Menko Airlangga menegaskan hal ini dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi, terutama sektor pariwisata di Batam dan Bintan, dengan menerapkan kebijakan yang memungkinkan masuknya Wisatawan Asing (dari Singapura), tetapi hanya di Kawasan tertentu dan terbatas, sehingga dapat menjaga pengendalian penyebaran Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan.

Untuk ini, Pemerintah telah menerbitkan SE Kepala Satgas Nomor 3 Tahun 2022 tentang “Protokol Kesehatan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri) Mekanisme Travel Bubble di Kawasan Batam, Bintan, dengan Singapura” yang mulai berlaku 24 Januari 2022.

Lebih lanjut, pelaksanaannya juga telah diatur dalam SK Gubernur Kepulauan Riau Nomor 201 Tahun 2022 tentang “Kawasan Pariwisata dalam Skema Travel Bubble di Batam dan Bintan Provinsi Kepulauan Riau”.

Pintu masuk untuk PPLN Travel Bubble adalah adalah Terminal Ferry Internasional Nongsapura di Batam dan Terminal Ferry Bandar Bintan Telani di Bintan.

Persyaratannya adalah mereka yang datang harus sudah dua kali vaksin, negatif PCR 3x24 sebelum keberangkatan, memiliki visa, kecuali bagi WNA Singapura, mempunyai bukti konfirmasi booking wisata, mempunyai kepemilikan asuransi kesehatan sebesar SGD 30.000, serta menggunakan aplikasi Pedulilindungi dan BluePass.

“Tentunya ini harus dipersiapkan dengan baik, dan Pengelola Kawasan wajib membentuk Satgas Covid-19 Kawasan. Baik SE Satgas maupun SK Gubernur sudah disiapkan. Pengelola Hotel dan tempat-tempat wisata juga sudah memenuhi CHSE, nanti pelaksanaan dan pengawasannya akan dikoordinasikan oleh Satgas Covid-19 di Kawasan dan di masing-masing lokasi wisata,” tegas Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers, Senin (24/1). (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler