Geliat Imlek Klenteng Hok Ie Kiong Slawi

Tebar Doa untuk Keselamatan Bangsa

Jumat, 08 Februari 2013 – 09:07 WIB
TEMPAT Ibadah Tri Dharma "Adhi Dharma" klenteng Hok Ie Kiong, yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor 18 Slawi, dalam tiga hari terakhir ini disibukkan dengan kegiatan pembersihan tempat ibadah. Hal ini dilakukan untuk menyambut datangnya malam pergantian tahun baru Imlek 2564 yang jatuh pada tanggal 10 Frebuari 2013 mendatang. Apa saja rangkaian kegiatannya?

LAPORAN: Hermas Purwadi

KETUA yayasan Adhi Dharma Sutikno Hadiwono sendiri menyatakan rangkaian giat peringatan tahun baru Imlek telah dilakukan sejak sepekan yang lalu.
Kegiatan diawali dengan ritual menggelar Djie Sie Sang Ang yang merupakan ritual menghantarkan salah satu dewa yakni Khong Co Cauw Koen Kong naik keatas, guna melaporkan prilaku umat selama setahun belakangan ini.

"Di sini kami menggelar ritual sembahyang bersama umat," terangnya.

Usai melewati ritual tersebut dilanjutkan dengan ritual bersih- bersih tempat ibadah selama sehari penuh. Seluruh relawan dan umat melebur menjadi satu melakukan pembersihan tempat ibadah mereka secara menyeluruh.

Dia mengakui ada pesan khusus dalam peringatan tahun baru Imlek ini adalah "Keselamatan Bangsa". Hal ini diartikan umat akan memanjatkan doa demi terhindarnya bangsa ini dari musibah berkepanjangan yang sempat terjadi pada tahun lalu.

Terpisah sekretraris panitia upacara ritual dan perayaan tahun baru Imlek Bambang Yowoco menyatakan, pada peringatan pergantian tahun atau Cia Gwee Ce It, gelar sembahyang bersama umat akan dimulai sejak pukul 24.00 WIB.

"Di sinilah doa kami panjatkan untuk meminta keselamatan bagi bangsa agar terhindar dari musibah beruntun seperti tahun lalu. Sesaji pendukung ritual biasanya juga turut disiapkan," tuturnya.

Dia juga menyatakan selang tiga hari setelah sembahyang malam tahun baru, klenteng akan kembali mengundang umatnya untuk mengikuti ritual Ce Sie Ang. Di sinilah dewa yang tadinya naik ke atas melaporkan prilaku umat selama setahun, kembali turun ke bumi.

"Sembahnyang kepada Tuhan Allah sendiri kami gelar lima hari setelah Ce Sie Ang. Lewat ritual Ce Kauw Meh ini biasanya umat akan menggelar sembahyang bersama ditengah malam. Ritual ini akan disusul dengan sembahnyang Ciswa bersama atau dalam istilah Jawa sering disebut dengan ruwatan," tegasnya.

Menutup rangkaian peringatan Imlek dan rangkaian ritual ini secara resmi diakhiri dengan ritual Gia Ang atau gotong Toa Pe Kong selama dua hari. Keduanya mengakui jumlah umatnya yang ada sekarang cenderung berkurang, dengan indikasi banyak yang keluar daripada yang masuk ke dalam klenteng. Namun keduanya juga yakin, kecil diantara yang besar itu indah. Dan niatnya untuk ikut mendorong keselamatan bangsa patut dijadikan pijakan bagi manusia yang tinggal di tanah pertiwi. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ghat Dimusnahkan, Petani Merugi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler