Gelombang Besar, Angin Kencang, Terdengar Teriakan di Perairan Kepulauan Seribu, Kopaska Sigap

Kamis, 14 Januari 2021 – 05:32 WIB
Personel Kopaska Koarmada I mengevakuasi nelayan yang meninggal dunia di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu (13/1/2021). Foto: ANTARA/HO/Kopaska

jpnn.com, JAKARTA - Kesigapan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmada I mengevakuasi seorang nelayan yang meninggal dunia di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Rabu (13/1), mendapat apresiasi dari Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid.

"Di sela-sela kegiatan search and rescue (SAR) pesawat Sriwijaya Air, Kopaska turut menyelamatkan dua nelayan asal Tanjung Pasir, Tanggerang," kata Rasyid di KRI Rigel-933, Rabu.

BACA JUGA: Jasad Korban Sriwijaya Air SJ-182 Tak Ditemukan, Santunan Diberikan

Tiga personel Kopaska mengevakuasi dua nelayan yang perahunya terbalik akibat gelombang tinggi di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Satu korban selamat diketahui bernama Suryanto (30) dan korban meninggal bernama Rodia (50). Keduanya asal Tanjung Pasir, Tanggerang.

BACA JUGA: Oknum PNS Cuti, Diintai Polisi, Terbongkarlah Kelakuannya

"Gelombang di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada hari ini memang agak tinggi, bisa dua hingga tiga meter sehingga untuk kapal nelayan berukuran kecil berisiko mengalami masalah," ungkap Rasyid.

Sebelumnya, Perwira Staf Operasi Zatkopaska Koarmada I Letkol Laut (P) Mukawat menjelaskan empat "sea riders" Kopaska mengantarkan temuan kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) ke JICT II Tanjung Priok pada Selasa (12/1) petang.

BACA JUGA: Semoga Keluarga Korban Sriwijaya Air Melihat Foto Ini

Kemudian di Rabu pagi, mereka kembali ke sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang untuk melanjutkan operasi pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Saat mereka melintas di antara Pulau Bidadari dan Pulau Untung Jawa, mereka mendengarkan teriakan minta tolong dari kapal nelayan.

"Saat itu cuaca buruk dengan gelombang besar dan angin kencang," kata Mukawat.

Di kapal itu, mereka menemukan dua nelayan, salah satunya telah meninggal dunia.

Para personel pun melaporkan kepada pimpinan untuk mengevakuasi jenazah sebelum melanjutkan operasi penyelaman pesawat Sriwijaya Air.

"Jenazah lalu dibawa ke pesisir terdekat, yakni Tanjung Pasir, Tanggerang, menggunakan Sea Rider-19," ujar Mukawat.

Tiba di Tanjung Pasir, jenazah diserahkan kepada Komandan Pos AL untuk dilakukan penangan lebih lanjut. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler