Gelombang Besar, Bangkai AirAsia Diduga Berpindah-pindah

Jumat, 02 Januari 2015 – 15:07 WIB
KRI Bung Tomo yang ikut melakukan pencarian. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - PANGKALAN BUN – Kondisi cuaca buruk dan arus kencang di laut mengiringi pencarian yang digeber Badan SAR Nasional beserta instansi lainnya.

Keadaan ini mempersulit proses evakuasi. Ada dugaan posisi bangkai pesawat AirAsia QZ8501 berpindah-pindah. Ini karena gelombang besar tak hanya di permukaan.

BACA JUGA: Oscar, Pramugara AirAsia QZ8501, Alumni Moestopo

Direktur Operasi Basarnas, Marsma SB Supriyadi mengungkapkan arus di dalam laut juga kencang. Hal tersebut yang mengakibatkan posisi pasti bangkai pesawat tidak dapat diketahui.

"Arus laut tidak tau sederas apa. Kerangka kapal ditarik arus dan jaraknya ini yang kita belum tahu. Pesawat belum ketemu," tutur Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Jumat (2/10).

BACA JUGA: Chiara, Ayah-Ibu dan Dua Suadaranya ada di AirAsia Naas Itu

Sebenarnya tim gabungan yang beroperasi di sekitar titik pencarian sudah mendeteksi benda metal. Penemuan terjadi setelah banyak korban mengapung yang diangkut ke kapal. Tim kemudian memusatkan pencarian di sekitar lokasi jenazah yang terapung.

Memang ada benda metal terdeteksi, namun setelah dilakukan pemeriksaan ternyata temuan itu bukan bagian pesawat AirAsia QZ8501.

BACA JUGA: OJK Minta Asuransi Segera Tunaikan Kewajiban pada Korban AirAsia

"Jadi deteksi bawah laut ada beberapa yang sudah sampaikan temukan metal. Tapi setelah dibuktikan bukan. Detekesi adanya metal dan benda di bawah laut oleh robot akan sorot sebuah kamera bahwa itu betul kerangka AirAsia atau tidak," jelas Supriyadi, seperti diberitakan Indopos (Grup JPNN).

Meski belum ditemukan titik pasti, operasi bawah laut masih terus dilakukan. Terlebih ada alat pendeteksi sonar yang diperbantukan oleh Singapura kepada tim gabungan. Alat itu datang kemarin (1/1/2015) dan sudah mulai dioperasikan.

Supriyadi menjelaskan, dengan peralatan canggih ini akan mempermudah tim mengumpulkan serpihan pesawat. Temuan-temuan tersebut yang mengarahkan evakuasi ke badan pesawat.

"Hal ini membantu kita dalam pencarian khususnya dibawah laut karena mereka punya alat. Mudah-mudahan dengan peralatan lebih canggih memungkinkan kita temukan kerangka pesawat," kata Supriyadi.

Saat ini setidaknya empat kapal TNI AL sedang berada di lokasi pusat pencarian di Selat Karimata. KRI Bung Tomo, KRI Banda Aceh, KRI Sultan Hasanuddin dan KRI Yos Sudarso dikabarkan oleh Supriyadi akan siap siaga di sana.

Nantinya, begitu ditemukan titik pasti koordinat kerangka pesawat, kapal-kapal itu akan menerjunkan penyelam dari Basarnas dan TNI AL.

"Semua standby di kapal dan siap melakukan penyelaman apabila titik kapal sudah ditemukan," tukasnya.

Tepat pukul 06.00 hari ini (2/1/2015) kapal SAR Catamaran KN 101 Purworejo mengangkat sauh di dermaga Panglima Ujat, Kumai, Kalimantan Barat. Kapal berlunas dua itu membawa sebagian penyelam dari Special Group Basarnas (BSG), Denjaka, Taifib, Kopaska dan Dislambar. KN 101 sedang menuju titik lokasi pencarian dan akan mentransfer para penyelam ke KRI-KRI yang ada di sana. (adn)
    

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi V Kirim Tim ke Pangkalan Bun dan Surabaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler