Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Klas IV Pontianak, Prada Wellyantama mengatakan banjir rob diperkirakan terjadi di wilayah Kota Pontianak, yakni di pesisir Sungai Kapuas, Jalan Ahmad Yani, dan kawasan Jeruju Pontianak. Banjir tersebut diperkirakan terjadi pada 29 Desember 2012 hingga 1 Januari 2013 sekitar pukul 06.00 hingga 10.00.
"Dalam setahun banjir rob ini ada empat periode, pada muharram dan syafar. Ini yang terakhir. Tingginya sekitar 2,2 meter sampai 2,3 meter dari surur terendah," ungkap Prada, Sabtu (22/12).
Ia menuturkan pihaknya terus memantau. Jika berpotensi bencana, akan segera diinformasikan kepada masyarakat. "Kami akan mengeluarkan peringatan, jika berpotensi bencana," katanya.
Selain banjir rob, masyarakat dan nelayan juga diimbau waspada. Mulai Minggu (23/12) hingga 27 Desember mendatang, gelombang di Laut Cina Selatan Utara Natuna berkisar 3,5 meter hingga tujuh meter. Kecepatan angin berkisar 22 knot sampai 36 knot.
Gelombang tinggi juga terjadi di wilayah Natuna dan perairan Anambas, dengan ketinggian mencapai lima meter. Kecepatan angin mencapai 26 knot. Pada wilayah perairan Singkawang dan Sambas, ketinggian gelombang mencapai 3,5 meter dengan kecepatan angin mencapai 22 knot. Sedangkan di wilayah perairan Pontianak dan Ketapang, ketinggian gelombang hanya mencapai 1,5 meter.
"Untuk nelayan, ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter saja sudah harus waspada," kata Prada.
Ia menjelaskan, tingginya gelombang dikarenakan bagian Selatan bumi banyak daerah tekanan rendah, sehingga mengisap massa udara dari wilayah Asia. Karena jumlahnya banyak, tarikannya pun semakin kencang dan mengakibatkan angin besar pada bagian utara Kalbar. "Makin besar angin, makin tinggi gelombang. Ini terjadi saat Desember, Januari, dan Februari. Memang fluktuatif, tetapi rata-rata ketinggian 2,5 meter hingga 3,5 meter," ungkapnya. (uni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenun Ikat Sumba Pecahkan Rekor Dunia
Redaktur : Tim Redaksi