PONTIANAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Barat menyatakan siaga darurat bencana. Ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang diprediksi terjadi bulan ini.
"ÃÂLangkah kita siaga darurat bencana. Yang menjadi masalah adalah saat gelombang tinggi, air pasang, dan curah hujan di atas normal yang terjadi bersamaan,"ÃÂ kata Kepala BPBD Provinsi Kalbar, Syawal Bondoreso seperti dilansir Pontianak Post (JPNN Grup), Jumat (11/1).
Syawal menyatakan daerah rawan bencana ini berada di kawasan pesisir, yakni Mempawah, Singkawang, Bengkayang, dan Sambas. Rencananya BPBD Kalbar akan memanggil instansi terkait kabupaten tersebut pada pekan depan. Pemerintah setempat di minta mendirikan pos siaga bencana sekaligus melihat persiapan mereka, jika terjadi bencana. Sedangkan pada Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, dan Melawi, telah didrop logistik sebelumnya seperti mie instan untuk mengantisipasi terjadi banjir, jika curah hujan di atas normal.
"ÃÂJadi kalau siaga darurat bencana, saat terjadi bencana bupati bisa membuat pernyataan darurat bencana agar gubernur bisa menyatakan hal yang sama sebagian,"ÃÂ katanya.
Pemerintah kabupaten dan kota juga diminta membuat pos dengan tenda-tenda yang didrop sebelumnya. "ÃÂSaat ada kejadian, kita bisa turun bersama-sama,"ÃÂ ujarnya.
Menurut Syawal, BPBD juga melibatkan instansi lainnya seperti TNI dan Polri. Perwira bergabung dalam tim koordinasi dan bintara berada di pos siaga bencana. Semuanya bersama-sama turun agar bencana tersebut cepat teratasi.
"ÃÂBPBD harus menjadi garda terdepan. Datang paling awal dan pulang paling akhir,"ÃÂ katanya.
Ia menambahkan sebenarnya bencana yang terjadi di Kalbar dapat terukur. Setelah banjir yang terjadi adalah wabah penyakit. Kemudian terjadi kekeringan dan asap, selanjutnya kembali lagi banjir. "ÃÂSelama ini koordinasi kita sudah baik. Tidak bisa BPBD kabupaten dan kota kerja sendiri,"ÃÂ ungkapnya. (uni)
"ÃÂLangkah kita siaga darurat bencana. Yang menjadi masalah adalah saat gelombang tinggi, air pasang, dan curah hujan di atas normal yang terjadi bersamaan,"ÃÂ kata Kepala BPBD Provinsi Kalbar, Syawal Bondoreso seperti dilansir Pontianak Post (JPNN Grup), Jumat (11/1).
Syawal menyatakan daerah rawan bencana ini berada di kawasan pesisir, yakni Mempawah, Singkawang, Bengkayang, dan Sambas. Rencananya BPBD Kalbar akan memanggil instansi terkait kabupaten tersebut pada pekan depan. Pemerintah setempat di minta mendirikan pos siaga bencana sekaligus melihat persiapan mereka, jika terjadi bencana. Sedangkan pada Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, dan Melawi, telah didrop logistik sebelumnya seperti mie instan untuk mengantisipasi terjadi banjir, jika curah hujan di atas normal.
"ÃÂJadi kalau siaga darurat bencana, saat terjadi bencana bupati bisa membuat pernyataan darurat bencana agar gubernur bisa menyatakan hal yang sama sebagian,"ÃÂ katanya.
Pemerintah kabupaten dan kota juga diminta membuat pos dengan tenda-tenda yang didrop sebelumnya. "ÃÂSaat ada kejadian, kita bisa turun bersama-sama,"ÃÂ ujarnya.
Menurut Syawal, BPBD juga melibatkan instansi lainnya seperti TNI dan Polri. Perwira bergabung dalam tim koordinasi dan bintara berada di pos siaga bencana. Semuanya bersama-sama turun agar bencana tersebut cepat teratasi.
"ÃÂBPBD harus menjadi garda terdepan. Datang paling awal dan pulang paling akhir,"ÃÂ katanya.
Ia menambahkan sebenarnya bencana yang terjadi di Kalbar dapat terukur. Setelah banjir yang terjadi adalah wabah penyakit. Kemudian terjadi kekeringan dan asap, selanjutnya kembali lagi banjir. "ÃÂSelama ini koordinasi kita sudah baik. Tidak bisa BPBD kabupaten dan kota kerja sendiri,"ÃÂ ungkapnya. (uni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disnaker Sulit Awasi 1.000 Perusahan
Redaktur : Tim Redaksi