jpnn.com - JAKARTA - Puluhan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Gemas) siang tadi (7/11) mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka menggelar aksi untuk mempersoalkan posisi Bambang Widjojanto yang saat ini menjadi Wakil Ketua KPK.
Koordinator aksi Gemas, Ali Romdhoni mengatakan, Bambang tidak layak lagi memimpin KPK. Bahkan, BW -sapaan Bambang- sudah seharusnya diberhentikan lantaran diduga terkait latar belakangnya sebagai pengacara.
BACA JUGA: Sebut DPR Lamban, Ini Pembelaan Jokowi Atas 3 Kartu Sakti
Menurut Ali, komisioner KPK yang membidangi penindakan itu diduga tidak jujur saat menjadi pengacara bagi calon bupati di Pilkada Kotawaringin Barat maupun Tapanuli Tengah. Selain itu, Bambang juga pernah menjadi pengacara Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang terseret-seret dalam kasus dugaan korupsi dana bailout untuk Bank Century.
"KPK harusnya malu dengan slogan 'berani jujur itu hebat'. Sebab, pimpinannya saja tidak jujur," ujar Ali di depan kantor KPK Jakarta, Kamis (7/11).
BACA JUGA: Soal Kolom Agama di KTP, Menag Beda Pendapat dengan Mendagri
Selain itu, Ali juga mempersoalkan posisi Bambang yang pernah menjadi pengacara bagi Jonny Abbas yang menjadi terdakwa dalam perkara pennipuan dan penggelapan 30 kontainer BlackBerry. Dalam kasus itu, kata Ali, Jonny divonis bebas.
"Untuk itu kami mendesak KPK untuk setidaknya menonaktifkan Bambang dari jabatan pimpinan. Meminta DPR yang baru juga presiden yang baru agar menindaklanjuti desakan kami," terangnya.
BACA JUGA: Adik Ipar SBY Mangkir dari Panggilan KPK
Ali dalam kesempatan ini juga menyerukan agar DPR bisa mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera memberhentikan atau minimal menonaktifkan BW dari jabatannya. "Bersihkan KPK dari oknum korup dan tegakkan supremasi hukum untuk Indonesia bangkit dan hebat," terang Ali.
Di akhir aksinya, para massa aksi menyerahkan sapu lidi ke perwakilan KPK. Ali mengatakan, sapu lidi tersebut diberikan ke KPK guna membersihkan oknum korup. Setelah sapu lidi tersebut diterima, para massa aksi lalu membubarkan barisannya.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Anggap Jokowi Bukan yang Dulu Lagi
Redaktur : Tim Redaksi