jpnn.com, AMBON - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatin dan Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menuturkan, kurang lebih 2.000 jiwa mengungsi karena peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter di Ambon, Maluku, Kamis (26/9).
“Pengungsi diperkirakan kurang lebih 2.000 jiwa,” kata Agus, Kamis (26/9).
BACA JUGA: Beredar Kabar Polri Benturan dengan TNI Saat Pengamanan Demo Mahasiswa, Oh Ternyataâ¦
Selain itu, BNPB juga mencatat suadah 20 korban meninggal dunia, dan ratusan lainnya luka-luka. Banyak pula rumah, serta sarana dan prasarana mengalami kerusakan.
Agus memerinci, di Dusun Tanah Merah, Negeri Liang, Kabupaten Maluku Tengah, 20 unit rumah rusak sedang, delapan berat. Kemudian, satu bengkel juga mengalami kerusakan. Di Kampung Lha, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 25 unit rumah rusak sedang hingga berat.
BACA JUGA: Usai Dipanggil Jokowi Bahas Soal Demo Mahasiswa, Menristekdikti Keluarkan Pernyataan Keras
“Sementara proses identifikasi,” tegasnya.
Selain itu, satu masjid rusak ringan, pagar masjid mengalami rusak berat. Berikutnya, satu unit MCK rusak ringan. Tempat pengungsian berada pada tiga titik.
BACA JUGA: Begini Skenario Pemerintah untuk Meredam Aksi Mahasiswa Turun ke Jalanan
Sementara itu, di Dusun Waihula, Desa Liang, terdapat tujuh rumah rusak total dan lima lainnya sedang. Warga banyak mengungsi di sekitar rumah dan tempat aman. Selain itu, kata Agus, kerusakan juga terjadi pada tower lonceng Gereja Silo, Kota Ambon.
BACA JUGA: Prada DP Pemutilasi Sang Pacar Divonis Penjara Seumur Hidup
Sejumlah kebutuhan mendesak yang diperlukan, antara terpal atau tenda pengungsi, makanan bayi, makanan dan minuman bagi pengungsi, obat-obatan, pampers untuk bayi, pembalut wanita, air mineral, makanan instan, selimut, matras, tikar, alat penerangan, tandom air dan MCK, serta trauma healing untuk anak-anak bayi dan remaja. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy