Gempa Bumi Guncang Sumbar, Satu Warga Solok Meninggal

Minggu, 22 Juli 2018 – 15:16 WIB
Kondisi rumah korban jiwa akibat kejadian gempa bumi 5,4 SR yang mengguncang Sumbar, Sabtu (21/7) sore di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumbar. Foto: Istimewa for jawapos

jpnn.com, PADANG - Satu warga Solok, Sumatera Barat, dilaporkan meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan rumah akibat gempa 5,5 SR yang berpusat di Kabupaten Solok, Sabtu (21/7) sekitar pukul 14.58.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, warga yang meninggal dunia itu bernama Bustami, tinggal di Dusun Rawang, Jorong Lubukselasih, Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang.

BACA JUGA: Silaut dan Sejarah Gempa Pantai Barat

Saat gempa terjadi, pria berusia 63 tersebut sedang terlelap tidur dan tak sempat keluar saat bangunan rumahnya ambruk.

"Korban tertimpa dinding rumahnya yang rusak diguncang gempa. Setelah dievakuasi, warga membawanya ke RSUD Arosuka Solok," kata Syamsul Anwar, wali nagari Batang Barus.

BACA JUGA: Gempa Berkekuatan 4,7 Skala Richter Guncang Aceh

Selain rumah Bustami, sejumlah bangunan rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan di Solok.

Selain di Solok, guncangan gempa juga membuat sebagian masyarakat di Padang, Pesisir Selatan, Bukittinggi, Padangpanjang dan Padangpariaman serta Sawahlunto berhamburan keluar rumah, pusat perbelanjaan dan rumah sakit.

BACA JUGA: Gempa 5,7 SR Guncang Papua, 118 Rumah Rusak, 3 Tewas

"Sedang nonton dengan anak di XXI Transmart, tiba-tiba bangunan bergoyang. Ternyata gempa. Penonton langsung berhamburan ke luar. Begitu juga dengan masyarakat yang berbelanja," ujar Jasman, salah seorang warga Padang, sesaat setelah gempa, kemarin.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyebutkan, pusat gempa darat itu berada di 15 km barat daya Kabupaten Solok, pada kedalaman 14 km.

Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, ini merupakan jenis gempabumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas zona sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Sumani.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar geser mendatar (strike slip)," jelas Rahmat.

Sebelumnya, gempa yang berpusat di laut Kepulauan Mentawai berkekuatan 5,2 SR juga mengguncang Sumbar sekitar pukul 02.58. Warga yang baru saja tertidur, mendadak terbangun setelah merasakan guncangan gempa. Lalu berlarian ke luar rumah. "Cukup kencang terasa goyangan gempanya," ujar Eka, warga Kompleks Permata Surau Gadang, Nanggalo, Padang saat berada di luar rumah menggendong anak laki-lakinya yang masih tertidur.

Rahmat Triyono mengatakan, gempa tersebut berlokasi di laut pada jarak 44 km arah timur laut Tuapejat, Mentawai pada kedalaman 23 km.

Selain Mentawai, guncangan gempa dirasakan masyarakat di Padang, Pariaman, Pesisir Selatan, Padangpanjang, dan Bukittinggi. "Gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault)," ungkap Rahmat.

Mantan Kepala BMKG Sumbar itu lebih lanjutkan mengharapkan masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu atau informasi yang tidak jelas sumbernya.

"Hingga pukul 05.00, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya enam kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock), dengan kekuatan kekuatan yang paling besar M=4,7," katanya. (cr26/esg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Susulan 12 Kali di Mentawai


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler