Gempa Datang, Tsunami Kembali Menerjang

Tidak Ada Korban Jiwa, Pencakar Langit Bergoyang

Senin, 11 Juli 2011 – 06:46 WIB

TOKYO - Belum lagi dampak gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu tuntas tertangani, bencana kembali melanda JepangGelombang pasang atau tsunami kembali menerjang wilayah sepanjang garis pantai utara Jepang setelah gempa besar berkekuatan 7,3 skala Richer (SR) mengguncang Prefektur Miyagi pukul 09.57 waktu setempat atau pukul 07.57 WIB kemarin (10/7).
 
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu

BACA JUGA: Thailand Masih Milik Thaksin

Begitu pula belum ada laporan kerusakan parah yang terjadi akibat tsunami dan gempa yang berpusat sekitar 212 kilometer timur Kota Sendai, Prefektur Miyagi, pada kedalaman 34,9 kilometer tersebut
Padahal, karena kuatnya getaran gempa, banyak gedung pencakar langit di Tokyo atau sekitar 400 kilometer dari titik pusat gempa (episentrum) bergoyang cukup lama.
 
Tidak lama kemudian, Badan Meteorologi Jepang mengumumkan peringatan tentang bahaya tsunami

BACA JUGA: Militer Thailand Janji Tak Ganggu Yingluck

Gelombang laut pasang pun menerjang
Beruntung, gelombang pasang tak sampai terlalu tinggi

BACA JUGA: Raih Hati Rakyat, Militer Mesir Bersiasat

Di kota pelabuhan Soma dan Ofunato, gelombang laut hanya dilaporkan setinggi 10 sentimeterTsunami setinggi 10-20 sentimeter juga dilaporkan terjadi di Prefektur Iwate.
 
Badan Meteorologi Jepang dan Survei Geologi AS  (USGS) awalnya menyatakan bahwa gempa kali ini berkekuatan 7,1 SR dan mengguncang wilayah yang sama seperti pada 11 Maret laluNamun, kemudian Jepang merevisi data tersebut dan menyatakan bahwa kekuatan gempa mencapai 7,3 SR
 
"Perubahan tingkat gelombang laut kemungkinan terjadi beberapa jam kemudian (setelah gempa)Mohon waspada jika beraktivitas di dekat wilayah laut, seperti berenang, selancar, atau mencari ikan," kata seorang petugas Badan Meteorologi Jepang saat jumpa pers kemarinSetelah sekitar dua jam, Badan Meteorologi Jepang lalu mencabut status waspada tsunami pada pukul 11.45.
 
Stasiun televisi lokal sempat menyiarkan langsung suasana dan kondisi kondisi terakhir di Ofunato dan SomaDari udara, ternyata  tidak tampak tanda-tanda tsunami dahsyat yang bisa dilihat dengan mata awamPermukaan air terlihat relative tenang dan datar.
 
Perusahaan operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Co(TEPCO), menyatakan bahwa gempa kemarin tidak sampai menimbulkan kerusakan baru pada reaktor 1 dan 2 yang rusak akibat tsunami pada 11 Maret lalu"Kami telah menerima laporan bahwa tidak ada efek signifikan di PLTN Fukushima Dai-ichi dan Fukushima Daini," ujar juru bicara TEPCO.
 
Proses pendinginan reaktor yang rusak di PLTN Fukhusima Dai-ichi hingga kini terus berlanjutTapi, para pekerja yang ada di dekat laut sempat dievakuasi ke dataran lebih tinggu saat status waspada tsunami diberlakukan kemarin.
 
Awalnya, Badan Meteologi Jepang memprediksi tsunami setinggi 50 sentimeter akan terjadi pasca gempaPenduduk di wilayah sepanjang garis pantai Pasifik sempat diminta mengungsi ke dataran lebih tinggi atau menjauh dari laut.
 
"Selama beberapa saat, saya sempat berpikir bakal ada tsunami besar (setelah terjadi tsunami kecil kemarin)," ujar seorang warga Kesennuma, Prefektur Miyagi, saat diwawancarai oleh stasiun televisi NHKMenurut NHK, penerbangan di Bandara Sendai juga tidak terpengaruhSemua jadwal penerbangan lancar.
 
Warga Prefektur Myagi belum melupakan tsunami besar yang terjadi pada Maret laluBahkan, efek krisis nuklir akibat rusaknya tiga reaktor di PLTN Fukushima Dai-ichi masih pasca gempa dan tsunami saat itu masih terasa hingga kini.
 
Gempa dahsyat berkuatan 9,0 SR yang diikuti tsunami setinggi 10 meter saat itu mengakibatkan 22 ribu orang tewas dan hilangSelain itu, puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal dan tempat usahaRibuan warga lainnya juga harus mengungsi untuk menghindari radiasi akibat krisis nuklir pasca gempa dan tsunami tersebut(AFP/AP/RTR/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Najib Razak Diprediksi Tunda Pemotongan Subsidi BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler