jpnn.com, YOGYAKARTA - Gempa tektonik 5,3 magnitudo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Senin pagi tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Hal itu disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
BACA JUGA: DIY Diguncang Gempa 5,3 Magnitudo Senin Pagi, Begini Penjelasan BMKG
"Setelah kejadian gempa itu, belum ada kejadian yang signifikan pada aktivitas Merapi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui pernyataan di Yogyakarta, Senin (28/6).
Hanik mengakui gempa tektonik yang berpusat di selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul itu dirasakan di seluruh pos-pos pengamatan Gunung Merapi.
BACA JUGA: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hujan Lebat hingga Banjir Bandang, Berikut Daftar Wilayahnya
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada, namun tidak perlu panik," katanya.
Hanik menyebut beberapa menit sebelum gempa pada pukul 04.47 WIB, Gunung Merapi sempat mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1.000 meter ke tenggara.
Awan panas guguran kemudian kembali muncul dari Gunung Merapi pada pukul 05.11 WIB.
"Jarak luncur mencapai 900 meter ke tenggara dengan amplitudo 40 mm dan durasi 70 detik," bebernya.
Kendati demikian, hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada 28 Juni 2021 pukul 05:15:29 WIB terjadi gempa berkekuatan 5,3 skala Richter (SR) dengan lokasi 8.56 Lintang Selatan - 110.58 Bujur Timur.
"Tidak berpotensi menimbulkan tsunami," tulis BMKG.
Gempa itu terjadi di laut pada jarak 66 kilometer arah selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 61 kilometer. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia