GEMPA bumi berkekuatan besar, 7,2 skala Richter (SR), mengguncang wilayah tengah Filipina kemarin (15/10). Beberapa kota utama di wilayah tersebut seperti Kota Carmen di Provinsi Bohol, Kota Cebu di Provinsi Cebu, dan Pulau Siquijor porak poranda.
Karena gempa dahsyat tersebut, sedikitnya 85 orang tewas. Selain itu, beberapa bangunan bersejarah dari abad ke-17 seperti Basilica Minore del Santo Nino rusak berat.
Gempa dahsyat di Filipina kemarin pagi tersebut juga sempat mengganggu beberapa wilayah di Indonesia. Warga di kawasan Sulawesi Utara dan sekitarnya sempat panik ketika beberapa saat setelah gempa yang terjadi pukul 07.12.36 WIB itu alarm peringatan dini tsunami berbunyi.
Peringatan dari Pacific Disaster Center tersebut diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Disampaikan bahwa gempa di Filipina akan menimbulkan tsunami. Beberapa daerah di Indonesia bakal terkena dampak tsunami tersebut. Antara lain, Manado, Patani, Sorong, Tarakan, dan Jayapura.
Disebutkan bahwa tsunami akan mencapai daerah-daerah tersebut dalam waktu empat jam. Ombak tsunami diperkirakan tidak terlalu tinggi mengingat jaraknya yang cukup jauh. Meski begitu, BPBD di kawasan-kawasan tersebut tetap mengeluarkan peringatan dan meminta warga menjauhi pantai.
Namun, saat warga mulai bersiap-siap mengungsi, tidak lama kemudian peringatan dini tsunami dicabut Pacific Disaster Center karena diprediksi tidak akan terjadi tsunami. Untung saja, pada waktu yang diperkirakan, tidak terjadi tsunami di kawasan-kawasan yang disebutkan Pacific Disaster Center.
BPBD yang menerima tsunami travel times seperti Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua, dan Kaltim melaporkan tidak ada tsunami. Aktivitas warga pun tetap normal dan rencana mengungsi diurungkan.
Sementara itu, Kepala Polisi Bohol Dennis Agustin menyatakan, sebanyak 69 korban tewas berasal dari Carmen dan sekitarnya. Sebab, pusat gempa berada di kedalaman sekitar 33 kilometer di kota berpenduduk 43.579 jiwa tersebut. "Sekitar 16 korban tewas lainnya ditemukan di Cebu dan Siquijor," katanya tentang gempa yang mengguncang pukul 08.12 waktu setempat tersebut.
Tidak hanya merenggut puluhan nyawa, gempa juga mengakibatkan kerugian materi yang besar. Selain bangunan bersejarah serta beberapa gedung bertingkat, jembatan dan jalan-jalan rusak. Bangunan di Pelabuhan Cebu ambruk dan menimpa sejumlah orang. Atap sebuah pasar di kota yang terpisah Selat Bohol dari Carmen itu juga roboh dan menewaskan beberapa orang yang sedang berbelanja.
Gempa pagi itu sempat memicu kekacauan di dua lokasi terpisah di Cebu. Yakni, di sebuah gym dan sebuah bukit di pinggir kota. Neil Sanchez, pejabat Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Bohol, mengungkapkan, puluhan pengunjung gym berebut menuju pintu keluar saat bumi berguncang. Desak-desakan pun tidak terelakkan. Pengunjung gym saling dorong dan injak.
Menurut Sanchez, desak-desakan di gym itu mengakibatkan lima orang tewas dan delapan lainnya terluka. "Kami buru-buru lari ke luar gedung dan langsung memeluk pohon begitu sampai di luar karena guncangan yang sangat kuat," ungkap Vilma Yorong, salah seorang pegawai negeri sipil provinsi yang sedang berada di dalam gym ketika gempa mengguncang.
Saat getaran tidak lagi terasa, warga berlari menuju bukit di pinggir kota. Mereka khawatir gempa dahsyat itu memicu tsunami. "Dalam hitungan menit, ratusan orang berebut menuju puncak bukit," kata Yorong. Desak-desakan pun kembali terjadi. Tapi, tidak jelas apakah kekacauan di kaki bukit tersebut sampai menimbulkan korban jiwa.
Untungnya, gempa bumi itu terjadi bertepatan dengan hari libur nasional, Hari Raya Idul Adha. Seluruh sekolah dan perkantoran milik pemerintah tutup. Jika tidak, jumlah korban jiwa pasti jauh lebih banyak. Sebab, pusat gempa berada di daratan. Meski tidak memicu tsunami, guncangan hebat itu meluluhlantakkan bangunan-bangunan permanen dan sarana infrastruktur publik.
Gereja tertua Filipina, Basilica Minore del Santo Nino, yang terletak di Cebu rusak parah karena gempa kemarin. Gereja yang konon dibangun pada masa penjajahan Spanyol pada 1500-an itu roboh dan membutuhkan renovasi serius agar bisa berdiri kembali.
"Gereja tua di Bohol yang dibangun pada awal 1600-an juga hancur. Bagian depan gereja rata dengan tanah," kata Robert Michaeil Poole, wisatawan asal Inggris.
Selain dua gereja tua yang tercatat sebagai bangunan bersejarah itu, gempa membuat Chocolate Hills Complex rusak berat. "Ada beberapa retakan besar di hotel dan view deck di lantai dua hancur berantakan," ungkap Delapan Ingleterra, kepala polisi wisata setempat. Sejauh ini tidak ada laporan mengenai turis asing yang menjadi korban dalam bencana kemarin. (byu/AP/AFP/hep/c5/kim)
BACA JUGA: Nestapa Zhang Zefang, si Panjang Umur Asal Chongqing, Tiongkok
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menikmati Eksotisme Hammam Essalihine, Kolam Air Hangat Kuno Berusia 2.000 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi