jpnn.com - JPNN.com KATHMANDU – Tangis duka, kepanikan, dan ketakutan menyelimuti Nepal setelah gempa dahsyat mengguncang negeri itu Sabtu sekitar pukul 13.11 WIB. Ribuan orang tewas.
Dharahara, menara bersejarah yang menjadi tetenger Kathmandu, ibu kota Nepal, runtuh. Musibah juga memicu longsoran di puncak Everest, gunung tertinggi di dunia.
BACA JUGA: Cewek Ini Nekat Bikin Tato di Wajah, Cari Kerja pun Susah
Pusat gempa berada di 80 kilometer sebelah timur Pokhara, kota terbesar kedua di negara yang berada di pegunungan Himalaya yang agung itu.
Otoritas setempat melaporkan, sekitar 1.130 orang tewas dalam gempa terdahsyat di Nepal sejak 81 tahun terakhir itu.
BACA JUGA: Paspor-Paspor yang Memiliki Kesaktian Luar Biasa di Dunia
Data korban diperkirakan masih bertambah mengingat rumah-rumah di negara berjuluk Negeri di Atap Langit itu biasa dihuni keluarga besar.
Pemerintah Nepal telah menetapkan keadaan darurat.
BACA JUGA: Singapura Peringkat Pertama Negara Paling Bahagia di Asia
”Kami membutuhkan bantuan dari berbagai organisasi internasional yang lebih mengerti dan berpengalaman dalam menghadapi situasi darurat ini,” kata Menteri Informasi Nepal Minendra Rizal.Banyak rumah kuno dan kuil Hindu yang menjadi daya tarik Nepal hancur.
Kamal Singh Bam, juru bicara kepolisian setempat, menyatakan, saat ini semua personel diturunkan untuk menyelamatkan dan membantu korban.
Rumah sakit utama di Kathmandu tak mampu menampung banyaknya korban luka. Koridor dan halaman rumah sakit juga digunakan sebagai tempat perawatan.
Gempa kemarin juga meruntuhkan Menara Dharahara atau Menara Bimsen, bangunan bersejarah yang didirikan pada 1832.
Landmark tersebut dibuka untuk turis sejak sepuluh tahun terakhir dan menjadi jujukan wisatawan yang ingin memandang keindahan Kathmandu. Dalam bencana kemarin, sedikitnya 400 pengunjung terjebak.
Para pendaki puncak Everest juga dilanda kepanikan karena terjadi longsoran hebat. Kementerian Pariwisata Nepal menyebutkan, sedikitnya sepuluh pendaki tewas.
Namun, tentara India menemukan 18 mayat pendaki di gunung Everest.
’’Jumlah korban tewas bisa bertambah. Itu termasuk warga asing dan pemandu,’’ kata Gyanendra Shrestha, pejabat di Kementerian Pariwisata Nepal.
Sekitar 1.000 pendaki, termasuk 400 orang asing, berada di base camp. April memang termasuk bulan yang diminati pendaki Everest. Yakni, waktu sebelum hujan dan awan menyelimuti Himalaya.
Dampak gempa juga mengguncang kota-kota di utara India yang berbatasan dengan Nepal. (Reuters/AFP/c17/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terparah Sejak 1934, Gempa 7,9 SR Pukul Nepal, Ribuan Orang Meninggal
Redaktur : Tim Redaksi