jpnn.com - JAKARTA - Gempa bumi tektonik magnitudo 6,0 terjadi pada hari ini Kamis (8/6) pukul 00.04.55 WIB di wilayah Selatan Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memastikan gempa bumi tektonik tersebut tidak berpotensi tsunam.
BACA JUGA: Gempa Sukabumi Merusak Sejumlah Rumah-Jalan Tertutup Longsor di Cianjur
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum Anda kembali ke dalam rumah," tulis Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., melalui keterangan resmi tertulis diterima di Jakarta, Kamis dini hari.
BACA JUGA: Gempa M 5,1 Mengguncang Tenggara Sukabumi Jawa Barat
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo M5,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,15° LS, 110,64° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 Km arah Selatan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 46 km.
BACA JUGA: Berau Diguncang Gempa Magnitudo 4,4, Getarannya Terasa Hingga di Bontang, Ini Pemicunya
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Dampak Gempa
BMKG mencatat gempa bumi tektonik magnitudo 6.0 yang terjadi di Selatan Jawa memiliki dampak di sejumlah wilayah, di antaranya barang-barang terpelanting, dan tiang-tiang atau barang besar tampak bergoyang.
Gempa bumi dirasakan masyarakat yang tinggal di kota Daerah Istimewa Yogyakarta dengan skala intensitas V Modified Mercally Intensity (MMI) atau getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, banyak orang terbangun, gerabah pecah, dan barang-barang terpelanting.
Selain itu, gempa bumi juga membuat tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang dan bandul lonceng dapat berhenti.
Sementara itu di daerah Ponorogo dengan intensitas IV MMI, gempa dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, dengan dampak gerabah pecah, jendela atau pintu berderik, serta dinding berbunyi.
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu