jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa di selatan Malang memiliki kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunung api dan tsunami.
"Kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif. Jika gunung api sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit mempengaruhi aktivitas vulkanisme," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu (10/4).
BACA JUGA: Peringatan BMKG, Warga Jabodetabek Harus Bersiap Siang Ini dan Dini Hari Nanti
Di samping itu, lanjut dia, gempa itu juga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut sehingga tidak berpotensi tsunami.
Daryono menjelaskan, mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).
BACA JUGA: Siklon Tropis Seroja Menjauh, Tetapi BMKG Masih Meminta Masyarakat Waspada
"Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
Sedangkan gempa selatan Malang, kata Daryono juga bukan termasuk Gempa Megathrust, tetapi gempa menengah di Zona Beniof.
Oleh karena itu, deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.
Daryono menambahkan dampak gempa ini mencapai skala intensitas skala V-VI MMI sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat.
"Rel kereta api melengkung sehingga gempa ini berpotensi merusak," beber dia.
Dia juga menyampaikan, gempa ini memiliki spektrum guncangan yang luas yang dirasakan hingga daerah Banjarnegara di barat dan Bali di timur.
"Hasil monitoring BMKG hingga sore ini menunjukkan telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan," kata dia
Daryono juga mengatakan, zona gempa selatan Malang itu merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan.
"Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa gempa selatan Malang magnitudo 6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu, pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972," papar Daryono. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Elvi Robia