jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah mendapat informasi tentang dua gempa berskala 6 skala richter lebih, melanda Myanmar dan Jepang baru-baru ini.
Pemerintah Indonesia telah menurunkan tim untuk menyisir lokasi kejadian, guna mengamankan warga Indonesia (WNI) di kedua negara tersebut.
BACA JUGA: Belum Terima Tebusan, Abu Sayyaf Keluarkan Peringatan Terakhir
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, menjelaskan perwakilan di KBRI Yangon, Myanmar dan KBRI Tokyo tengah fokus menjalankan tugas perlindungan WNI di wilayah kerja mereka.
"Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa termasuk WNI dari otoritas Pemerintah Myanmar. Namun KBRI Yangon akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait pasca gempa," ujar Retno seperti dikutip dari Indopos (Jawa Pos Group), Jumat kemarin.
BACA JUGA: Lihat, Bayi Ini Selamat dari Gempa Dahsyat
Hal yang sama dilakukan KBRI Tokyo. Berkoordinasi dengan otoritas setempat dan jaringan masyarakat Indonesia di Jepang guna memonitor perkembangan situasi pasca gempa.
Untuk diketahui, gempa di Myanmar terjadi di Ibu Kota Naypyidaw pada 13 April 2016. Info dari KBRI di sana, kawasan tersebut bukan merupakan wilayah konsentrasi WNI di Myanmar.
BACA JUGA: Jepang Diguncang Gempa LAGI, Lebih Kuat, Banyak Korban
Adapun data Kemenlu menunjukkan, sebanyak 609 WNI yang tinggal dan bekerja di Myanmar. Sementara gempa di Jepang terjadi di Kumamoto Prefecture, Kyushu sehari setelah gempa Myanmar.
Menurut laporan otoritas Jepang, bencana tersebut telah menyebabkan 9 korban meninggal dan lebih dari 900 orang lainnya mengalami luka-luka. "Saat ini sebagian WNI mengungsi ke Kumamoto Daigaku (Universitas Kumamoto) dan sebagian lain mengungsi di Masjid Kumamoto," imbuh Menlu.
Dari data KBRI Tokyo, jumlah WNI yang berada di Kumamoto Prefecture berjumlah 204 orang, dengan perincian 144 orang pekerja dan 60 orang pelajar/mahasiswa. (adn/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menperin Mundur dari Jabatan karena Panama Papers
Redaktur : Tim Redaksi