jpnn.com - Bencana alam berupa gempa hebat yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin lalu (6/3) sebenarnya sudah diprediksi.
Adalah peneliti asal Belanda Frank Hoogerbeets yang menyodorkan prediksinya soal gempa dengan magnitudo 7,5 itu.
BACA JUGA: 123 WNI Terdampak Gempa Turki Tiba di Indonesia
Prakiraan periset di Solar System Geometry Survey (SSGS), Netherlands, itu dianggap tepat karena disampaikan tiga hari sebelum gempa terjadi.
Pada 3 Februari 2023, Hoogerbeets mengunggah prediksinya ke akunnya di Twitter.
BACA JUGA: Turki dan Suriah Diguncang Gempa, Israel Mulai Waswas
“Sooner or later there will be a magnitude 7.5 earthquake ini this region (South-Central Turkey, Jordan, Syria, Lebanon),” twitnya.
Artinya ialah cepat atau lambat akan ada gempa dengan magnitudo 7,5 di wilayah ini (Selatan-tengah Turki, Yordania, Suriah, Lebanon).
Twit itu menarik perhatian jutaan netizen setelah gempa benar-benar terjadi. Sampai saat ini cuitan Hoogerbeets tersebut sudah dilihat 52,1 juta kali, dicuitkan ulang lebih dari 50 ribu kali, dikutip oleh 22,6 ribu tweeps, dan disukai 188,2 ribu netizen.
Ada yang menganggap prediksi itu sebenarnya tidak terlalu tepat karena Hoogerbeets menggunakan kata ‘sooner or later’ (cepat atau lambat) yang berarti bukan tanggal dan jam yang pasti. Meski demikian, magnitudo gempa itu dianggap mendekati.
Kontroversinya juga terus menggelinding karena prediksi itu didasarkan pada geometri benda langit.
Hoogerbeets menjelaskan peristiwa seperti itu pernah terjadi pada tahun 115 dan 526.
“Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari,” tuturnya.
Dua hari setelah gempa benar-benar terjadi di Turki dan Suriah, Hoogerbeets kembali membuat twit tentang efek lindu itu pada distribusi tekanan di wilayah tersebut.
“… sebagai hasilnya ialah aktivitas seismik turun ke Palestina. Jelas, kawasan ini telah didudukkan kembali,” twitnya.(JPost/JPNN.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebegini Besarnya Bantuan China untuk Korban Gempa di Suriah
Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra