jpnn.com - JAKARTA - Virus Hepatitis A menyerang lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Puluhan mahasiswa terjangkit penyakit ini hingga dirawat di rumah sakit setempat. Ketakutan tertular pun melanda warga kampus.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, ada 37 mahasiswa yang terserang penyakit ini. Sementara, satu orang meninggal. Dinkes kemudian menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus ini.
BACA JUGA: Wapres Buka Muktamar ICMI Pagi Ini
Sebagai gambaran, KLB meruapakan kejadian luar biasa yang biasanya ditandai dengan peningkatan kasus dua kali lipat dari biasanya pada periode yang sama. Ini berbeda dengan wabah. Untuk wabah, kejadian penyakitnya sudah bersifat nasional atau internasional.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono membenarkan adanya kejadian ini. Awalnya informasi yang diterima pihaknya hanya 9-10 orang mahasiswa yang terjangkit.
BACA JUGA: Praktisi Hukum Ini Sarankan Pimpinan KPK Ditunjuk Presiden Langsung
Setelah pendataan dilakukan, jumlah penderita semakin bertambah. Hingga kemarin, penderita menjadi 37 orang.Jumlah tersebut termasuk mereka yang sudah sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Dari data terakhir, jumlah mahasiswa yang dirawat tersisa 15 orang. ”Sebanyak 13 orang di Rumah sakit Karya Bhakti Pertiwi dan sisanya di Medika Dramaga. Mudah-mudahan bisa segera pulih,” ungkapnya saat ditemui di Bogor, kemarin (12/12).
BACA JUGA: Panglima TNI: 70 Persen Konflik Dunia Dipicu Rebutan Energi
Kondisi ini pun langsung ditanggapi cepat oleh pihak IPB. Pihak kampus segera menghubungi Dinkes Kabupaten Bogor untuk mengusut dan memutus rantai penyebaran penyakit ini di kampus.
Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan sosialisasi tentang penyakit Hepatitis A ini. Mulai dari penyebab hingga penularan penyakit tersebut. Diharapkan, mahasiswa bisa lebih hati-hati dan waspada.
”Diduga karena masalah kebersihan lingkungan dan makanan. Selain itu, Desember ini kan sedang peak semester, jadi dugaan kami mereka kurang memperhatikan konsumsi makanannya. Kami sudah membentuk pokja untuk menelusuri hal ini bersama dengan dinkes,” tuturnya.
Selain itu, pihak IPB dan Dinkes telah membuka pelayanan pemeriksaan bagi mahasiswa sejak Jumat (11/12). Dari 300 mahasiswa yang diperiksa intensif, 11 diantaranya dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.
Terkait mahasiswa meninggal, Direktur Kemahasiswaan IPB Sugeng Santoso menolak hal tersebut dikaitkan dengan KLB ini. Menurutnya, kasus meninggalnya mahasiswi bernama Senna, Fakultas Kehutanan itu karena penyakit hepatitis B.
Almarhum meninggal di Medan setelah sempat mendapatkan perawatan medis selama empat hari di RS Karya Bhakti Pertiwi. Dia dipulangkan ke kampung halaman atas permintaan orang tua.
Ditemui dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kabupaten Bogor, Kusnadi menjelaskan, ada beberapa faktor penularan penyakit ini. Salah satunya fecal oral. Oleh karenanya, pihaknya telah menelusuri rantai penularan ini apakah terjadi dalam satu fakultas, satu kosan, satu asrama atau satu tempat makan.
”Kalau untuk tempat makan kan kadang ada yang kurang bersih ya nyucinya. Untuk sementara, kami himbau untuk pintar-pinta memilih tempat makan. Atau kalau tidak bungkus aja makannya, jadi alat makan tidak sama,” paparnya.
Outbreak ini tentu menimbulkan kecemasan pada mahasiswa lainnya. Salah satunya, mahasiswa pasca sarjana Nur Izza.
Perempuan berkerudung itu mengaku sempat was-was bahkan parno. Setelah kabar tersebut mencuat, ia bersama teman-temannya langsung memilih membungkus makanan yang dibeli ketimbang makan ditempat. Ia pun mulai memasak dan membawa bekal untuk ke kampus. ”Agak takut juga sih. Sekarang bawa alat makan sendiri sama desinfektan untuk tangan juga kemana-mana,” tuturnya.
Kabar KLB ini sendiri sudah diterima oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Mohamad Subuh mengaku, sudah menerima kabar tersebut dari beberapa hari lalu. Pihaknya pun segera menurunkan tim untuk berkoordinasi dengan dinkes dalam menghadapi kasus ini.
”Ini diduga terjadi sejak pekan kedua bulan November. Kami sudah berkoordinasi dengan dinkes, IPB, dan perangkat desa setempat untuk tatalaksana penderita,” jelasnya.
Subuh menjelaskan, penyakit hepatitis A ini ditularkan lewat makanan. kemudian, tidak terlalu fatal. Hanya saja, yang perlu digaris bawahi adalah pola hidup sehat yang harus segera diperbaiki.
”Karenannya, sudah diberikan sosialisasi pada civitas IPB,pengelola kantin di dalam kampus maupun di luar kampus seputar penyakit ini,” tegasnya.
Menyikapi hal ini, Yonny mengaku pihaknya telah menerapkan pola pengawasan yang ketat pada kantin-kantin di dalam kampus. Setiap bulan, kantin diperiksa untuk menjamin kebersihannya. Selain itu, ada pula program lain yang mendukung seperti program kampus sehat. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Informan Abal-abal Masuk ke MenPAN-RB dan Mendikbud?
Redaktur : Tim Redaksi