jpnn.com - DAMASKUS – Kesepakatan Rusia dan Amerika Serikat (AS) menunda aksi militer di Syria mendapat dukungan pemerintah republik tepi Laut Mediterania tersebut.
Presiden Bashar al-Assad mengaku siap ikut mewujudkan “gencatan senjata” sementara di wilayahnya. Terpisah, oposisi mengungkapkan hal senada.
BACA JUGA: Mau Duel di Masa Kampanye, Pacquiao Terancam Gigit Jari Lagi
“Kami bersedia menghentikan serangan, kecuali terhadap jaringan Negara Islam (IS alias ISIS) dan Fron Al-Nusra yang merupakan afiliasi Al Qaeda. Itu sesuai kesepakatan Rusia dan AS,” jelas jubir Pemerintah Syria di Kota Damaskus sebagaimana dilansir laman AFP.
Untuk teknisnya, menurut sang jubir, Syria akan berkoordinasi dengan Rusia. Sebab, selama ini, militer Rusia yang banyak bekerja sama dengan pasukan Syria.
BACA JUGA: Maksud Hati Mau Sergap, Eh Tersangkanya Masih Balita
Rencananya, semua pihak yang terlibat dalam perang sipil di Syria itu akan menghentikan serangan mereka mulai Sabtu (27/2).
Tetapi, Syria masih akan berkoordinasi lebih dulu dengan Rusia tentang wilayah mana saja yang akan masuk dalam zona “gencatan senjata” mereka. Yang jelas, pasukan Assad tidak akan berhenti melancarkan serangan antiteror ke kantong-kantong ISIS dan Fron Al-Nusra. (hep/jos/jpnn)
BACA JUGA: Anak Buah Bill Gates Malah Dukung Apple
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akibat Salah Identitas, Balita ini Divonis Seumur Hidup
Redaktur : Tim Redaksi