Direktur Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen P2HP Kementan, Ir Nazaruddin MM mengatakan diversifikasi pangan dengan meningkatkan gengsi singkong sebagai produk pangan alternatif dinilai mempunyai peranan utama sebagai bahan pangan dan sebagai bahan industri.
"Untuk mengurangi tingkat konsumsi beras, kita harus mengalihkan ke produk pangan lainnya seperti singkong untuk dijadikan produk pangan. Salah satunya dengan menaikan gengsi singkong itu sendiri untuk meningkatkan konsumsi singkong oleh masyarakat," kata, Nazaruddin, di Jakarta, Selasa (17/4).
Menurut Nazaruddin sebagai bahan pangan, ubi kayu atau singkong merupakan sumber karbohidrat terpenting ketiga setelah beras dan jagung, sehingga dapat dijadikan sebagai pangan pokok atau cadangan (buffer stock) pangan.
"Saat ini dibeberapa daerah di Indonesia singkong sudah dijadikan sebagai bahan pangan seperti dalam. Bentuk blok, chips, gaplek yang tahan disimpan," katanya.
Menurutnya, strategi upaya peningkatan gengsi singkong dimulaii dengan cara pengolahan singkong untuk menjadi berbagai produk olahan yang bernilai tambah dan bernilai jual tinggi.
"Strategi ini tak lepas dari strategi 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Promotion (promosi), dan place (strategi distribusi)," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Ketua 1 Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Suharyo Husen menuturkan selain menjadikan sebagai sumber pangan alternatif, singkong juga merupakan pakan ternak, sumber energi, bio ethanol, bahan pupuk organik, bahan pembuat biodegradable plastik, serta lainnya.
"Singkong juga sangat dibutuhkan oleh berbagai bahan prosuksi berbagai macam industri termasuk didalamnya industri kertas dan industri kimia. Besarnya potensi singkong, peningkatan produkstifitas tentunya hars ditingkatkan," ungkapnya.
Menurut MSI tahun 2011, luas panen Singkong diperkirakan mencapai 1,2 juta. Hektar (ha) dengan produktivitas sebesar 19,5 ton perhektar, maka dihasilkan. Sekitar 23,5 juta ton singkong basah. Walau naik1,7 persen pada 2011 luas panen singkong cenderung turun selama 10 tahun terakhir.
"Meskipun demikian, produksi singkong cenderung naik, rata-rata 4,3 persen per tahun. Kenaikan produksi terjadi karena peningkatan hasil per hektar dari 12,9 ton menjadi 19,5 ton per hektar," tandasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim, Produk Plastik Ramah Lingkungan
Redaktur : Tim Redaksi