jpnn.com, JAKARTA - CEO Global Tanoto Foundation J. Satrijo Tanudjojo mengatakan transformasi pembelajaran menggunakan teknologi harus dimulai dari diri guru-guru dan tenaga pendidik yang akan menjadi fasilitator pembelajaran.
“Kami mendukung para guru dan tenaga pendidik untuk berani mencoba, bereksperimen, mengkontruksi, berimajinasi, dan membuat definisinya sendiri tentang pembelajaran yang kaya digital,” ungkap Satrijo saat membuka pelatihan berbasis digital Program PINTAR 2021/2022 Tanoto Foundation pada Senin (18/10).
BACA JUGA: Tanoto Foundation Melatih 800 Fasilitator Tanggulangi Learning Loss jelang PTM Terbatas
Menurut dia, pelatihan itu ditujukan untuk mengakomodasi dan mempercepat digitalisasi pembelajaran dan pelatihan guru dan kepala sekolah di Indonesia.
Pelatihan ini melibatkan 1.100 fasilitator pembelajaran dan manajemen sekolah yang akan melatih dan mendampingi lebih dari 10 ribu guru dan kepala sekolah.
BACA JUGA: Tanoto Foundation Luncurkan e-PINTAR Pelatihan Guru Berbasis Digital
Peserta tersebut berasal dari 842 sekolah dan madrasah di lima provinsi, yaitu Sumatra Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.
Pelatihan berbasis digital yang inovatif
BACA JUGA: Tanoto Foundation Beri Bantuan 100 Ribu Baju Pelindung untuk Tenaga Medis Indonesia
Training Lead Program PINTAR Golda Simatupang mengatakan pelatihan berbasis digital program PINTAR menerapkan model pelatihan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi.
Namun, memasukkan unsur-unsur gamifikasi, sehingga mendorong pelatihan virtual yang lebih menyenangkan, menggunakan learning management system (LMS), dan mempraktikkan pembelajaran agar siswa aktif.
Golda mengatakan pelatihan tersebut ditujukan agar guru bisa memadukan konsep belajar mandiri dan terpandu.
"Selain itu, memanfaatkan ragam teknologi digital untuk mendukung pembelajaran di kelas," kata Golda.
Golda mengatakan pelatihan dan pendampingan akan berjalan sekitar tiga bulan. “Kami akan terus belajar bersama para guru dan kepala sekolah di lapangan untuk memperbaiki sistem pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan anak-anak tidak hanya di masa kini tapi juga untuk masa depan mereka nanti,” jelas Golda.
Peserta akan difasilitasi untuk berpraktik langsung bersama fasilitator program PINTAR.
Menurut Golda, fasilitator akan memberi penguatan, pendampingan, dan menciptakan ruang diskusi antarguru untuk memastikan teknologi dapat dimanfaatkan dalam pelatihan maupun pembelajaran di kelas.
Pada acara ini Tanoto Foundation juga memperkenalkan website PINTAR terbaru yang berfungsi sebagai sumber belajar bagi guru, orang tua, kepala sekolah, dosen, pemangku kepentingan, dan mitra pembangunan.
Pengguna website dapat memanfaatkan praktik-praktik baik yang inovatif dan praktis yang telah dikurasi oleh tim ahli untuk diterapkan langsung.
Website berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran aktif, literasi, manajemen sekolah, parenting, dan penyiapan mahasiswa calon guru yang berbasis praktik.
"Website tersebut bisa diakses melalui pintar.tanotofoundation.org yang tidak lama lagi akan diluncurkan,” kata Golda.
Percepat digitalisasi pendidikan
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyebut indikator keberhasilan program digitalisasi pendidikan di Indonesia sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusianya.
Kemendikbudristek telah menyiapkan digitalisasi pendidikan termasuk platformnya, kurikulumnya, dan juga kualifikasi pendidik yang dibutuhkan saat.
Hanya saja, tidak bisa kita pungkiri bahwa masih terdapat guru-guru yang masih kesulitan untuk menjalankan pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh.
Peningkatan kapasitas bagi guru dan kepala sekolah sangat penting, supaya mereka mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas dan relevan, khususnya terkait dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
“Mewakili Kemendikbudristek, kami mengapresiasi kepada Tanoto Foundation atas bantuan, komitmen, dan kontribusi pada dunia pendidikan Indonesia melalui Program Pintar yang mendukung peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah dalam bertransformasi memfasilitasi pembelajaran berkualitas, relevan, dan memanfaatkan teknologi,” kata Suharti.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani S.TP., MT mengungkapkan transformasi digital di dunia pendidikan adalah sebuah kemutlakan yang harus dilakukan.
“Jika hal tersebut sudah dilakukan, kelak anak-anak kita secara mindset sudah siap untuk menghadapi kehidupan di masa depan,” tambahnya.
Ramdhani juga mengingat pesan orang tuanya yang mengatakan bahwa orang yang terpelajar hanya memiliki masa lalu, sedangkan orang yang terus belajar adalah orang yang akan memiliki masa depan.
"Karena itu, saya berterima kasih pada Tanoto Foundation yang telah memberikan fasilitas agar kita tidak jadi pemilik masa lalu, melainkan pemilik masa depan yang selalu beradaptasi untuk dinamika peradaban,” kata Ramdhani. (jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robia