jpnn.com - BALI - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersama maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia sepakat melakukan kemitraan untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata. Sinergi dua kekuatan itu akan dijalin melalui penyediaan paket wisata.
Kerjasama PHRI dan Citilink merupakan merupakan kerjasama yang mewakili unsur-unsur penting dalam industri pariwisata.
BACA JUGA: Kemenperin: Masa Depan Industri MRO Cerah
Ada kolaborasi perhotelan dan penerbangan yang mampu menghasilkan multiplier effect. Mulai dari mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi menstimulasi berbagai sektor produksi serta memberikan konstribusi langsung bagi pembangunan. Penandatanganan nota kesepahaman sudah dilakukan di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/4).
“Citilink memiliki banyak penumpang, rute dan bisa membuka destinasi. Sementara PHRI memiliki banyak hotel dan restoran. Kalau ini dikombinasikan, bisa dibuat paket,” papar Presiden dan CEO Citilink, Albert Burhan, Kamis (21/4).
BACA JUGA: Wings Air Lebarkan Sayap di Kepulauan Maluku
Ada paket khusus yang sudah disiapkan untuk memanjakan wisatawan. Dari mulai harga tiket yang terjangkau hingga paket menginap di jaringan hotel di bawah naungan PHRI sudah disiapkan. Semua diberikan dengan harga terjangkau.
“Destinasi yang akan dituju adalah daerah yang masih lemah dan perlu lebih digenjot dalam hal promosi, namun memiliki aksesibilitas dan potensi wisata,” tambah Burhan.
BACA JUGA: Indonesia Butuh 15 Ribu SDM Kedirgantaraan
Terkait ini, Burhan mengaku akan menyelaraskan dengan 10 destinasi wisata baru yang diusung Kementerian Pariwisata seperti Wakatobi, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Morotai. “Itu akan disesuaikan dengan mempertimbangkan profit dan kesiapan infrastruktur destinasi Tanah Air. Karena Mandalika, Morotai dan Tanjung Lesung belum bisa didarati Airbus,” ujar Burhan.
Sementara itu Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa pihaknya merencanakan target sekitar 20 ribu kamar hotel per malam terisi selama satu bulan di 20 destinasi yang akan diterbangi oleh Citilink.
“Dalam setiap tahun kami tawarkan dua paket. Pertama Februari saat ‘low season’, berikutnya Juni-Juli saat Ramadhan,” ucapnya.
Program kerja sama itu akan lebih difokuskan pada saat musim sepi kunjungan atau “low season” dengan sistem tendem yang dinilai lebih praktis dibandingkan sistem “bundling” yang dinilainya lebih merepotkan secara teknis.
Menpar Arief Yahya menyambut baik kerjasama PHRI dan Citilink itu. Pariwisata Indonesia sangat tergantung pada 3A, akses, atraksi dan amenitas. "Kerjasama itu akan memperkuat akses atau connectivity menuju destinasi pariwisata Indonesia, yang rata-rata berada di pulau-pulau yang membutuhkan jembatan udara," kata Arief Yahya.
LCC - low cost carrier merupakan solusi terbaik untuk menaikkan jumlah kunjungan wisata ke destinasi itu. Terutama 10 top destinasi yang saat ini sedang dikembangkan sebagai 10 "Bali Baru" yang diharapkan menjadi penguat posisioning pariwisata Indonesia. "Kami akan bantu promosikan besar-besaran," janji Menpar Arief Yahya.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyaluran KUR Tembus Rp 28 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi