jpnn.com -
JAKARTA--Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan menegaskan, pihaknya telah menyiapkan empat kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri maintenance, repair, and overhaul (MRO) di Indonesia ke depan.
BACA JUGA: Penyaluran KUR Tembus Rp 28 Triliun
Pertama, memenuhi ketersediaan komponen pesawat dengan mendorong pembangunan industrinya. Hingga saat ini, beberapa industri komponen pesawat telah tumbuh dan berkembang, yang tergabung dalam Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (INACOM).
“Kami mengharapkan industri MRO, industri jasa penerbangan, industri pesawat terbang bekerja sama dengan INACOM dan memprioritaskan komponen yang diproduksi industri dalam negeri, sehingga akan menghemat devisa serta mendorong tumbuhnya industri komponen dalam negeri,” tutur Putu, Kamis (21/4).
BACA JUGA: Triwulan I, Tunggakan Pajak Rp 1 Triliun
Kedua, peningkatan jumlah sumber daya manusia (SDM) industri MRO. Diperkirakan, Indonesia akan membutuhkan sebanyak 12-15 ribu tenaga ahli industri MRO hingga 15 tahun ke depan. Saat ini, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun. Sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun.
“Kementerian Perindustrian akan melakukan kerja sama atau bersinergi dengan kementerian terkait untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM industri MRO,” ujarnya.
BACA JUGA: UKM Bisa Ubah Posisi Perajin
Di samping itu, Kemenperin akan memberikan dukungan melalui fasilitasi untuk peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM kedirgantaraan nasional agar memenuhi kualifikasi dan standar nasional maupun international yang telah ditetapkan.
Ketiga, diperlukan pembangunan aerospace park atau kawasan Industri kedirgantaraan yang terintegrasi untuk mendukung industri kedirgantaraan dalam negeri.
“Dalam aerospace park tersebut, terdapat industri pesawat udara, industri komponen pesawat udara, industri MRO, industri jasa penerbangan dan Industri pendukung lainnya, termasuk perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan SDM kedirgantaraan,” jelasnya.
Dan, keempat, pemberian insentif untuk peningkatan daya saing industri kedirgantaraan nasional agar tumbuh dan berkembang sehingga mampu menyerap pasar nasional dan Internasional.
“Kami mengharapkan industri MRO di Indonesia semakin efisien dalam operasionalnya, dan mencari celah serta terobosan-terobosan baru sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Aseanyang membuat persaingan usaha semakin ketat,” paparnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Bulan, Mandiri Salurkan Rp 19,5 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi