Genjot Penurunan Angka Stunting, Ganjar Libatkan Ahli Gizi & Kader Kesehatan

Kamis, 02 Februari 2023 – 13:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto dok Pemprov Jateng

jpnn.com, CILACAP - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus menggenjot penurunan angka stunting.

Untuk memaksimalkan upaya tersebut, pria 54 tahun ini melibatkan ahli gizi dan kader kesehatan hingga ke tingkat puskesmas.

BACA JUGA: Gandeng Swasta dan Perguruan Tinggi, Ganjar Ajak Kades Tancap Gas Atasi Stunting

"Karena puskesmas itu tempat yang paling familiar untuk mereka bisa selalu memeriksakan kesehatannya," ujar Ganjar saat meninjau penanganan stunting di Posyandu Kabupaten Cilacap, Jateng, Kamis (2/2).

Ganjar mengatakan, ahli gizi dan kader-kader kesehatan tersebut akan menjelaskan kepada ibu hamil terkait stunting seperti gizi, anemia, hingga kondisi ibu hamil yang beresiko tinggi.

BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy Tawarkan 25% Saham ke Publik

Tak hanya itu, Ganjar menyebut mereka juga akan memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dan balita.

"Dengan cara itu, pertumbuhan-pertumbuhan bayi yang punya problem kandungan yang punya masalah, semuanya masuk dalam monitor para pelayan kesehatan. Jadi kami harapkan pada saat ibu hamil melahirkan sehat. Ibunya sehat, bayinya sehat," kata Ganjar.

BACA JUGA: Tekan Angka Stunting, Ganjar Pranowo Luncurkan Program Beras Fortifikasi

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyalurkan beras fortifikasi yang telah diperkaya vitamin A, vitamin E, vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, yodium, dan kalsium. Beras yang akan digunakan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) itu mulai disalurkan ke pusmesmas se-Jateng.

"Mulai detik ini kami akan memonitor. Nanti kami akan distribusikan ke tempat-tempat itu dan kades nanti kami minta untuk membantu, kemudian kader-kader kesehatan termasuk ahli gizi agar semua sampai kepada yang berhak," kata Ganjar.

Sementara itu, Ahli Gizi Kabupaten Cilacap, Dyah Kartika Ratnasari mengatakan, pihaknya akan melakukan PMT ke balita beresiko stunting selama 90 hari tanpa putus di puskesmas-puskesmas.

Dyah mengatakan, PMT tersebut juga akan dibarengi dengan kelas ibu hamil.

"Jadi itu ada tiga sesi, yang pertama sesi tentang ibu hamil, yang kedua tentang ASI, terus yang ketiga itu tentang KB pasca persalinan karena diharapkan setelah ibu hamil tersebut bersalin, dia memberikan jarak untuk merawat diri sendiri, balitanya juga tumbuh kembangnya lebih baik dan terpantau," katanya.

Sebagai informasi, penurunan stunting Jateng lebih cepat dibanding nasional.

Ganjar pun menargetkan angka stunting di Jateng jadi 14 persen pada 2023 ini.

Pemprov Jateng dan BKKBN membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan untuk mencapai target tersebut.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler