Pertamina Geothermal Energy Tawarkan 25% Saham ke Publik

Kamis, 02 Februari 2023 – 11:59 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto dok PGE

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk akan melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 25% saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) menggelar paparan publik dan telah mendapatkan Surat Izin Pengumuman Prospektus Ringkas dan/atau Pelaksanaan Penawaran Awal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Januari 2023.

BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy tak Hanya Manfaatkan Panas Bumi untuk Listrik

PGE akan melaksanakan Masa Penawaran Awal pada 1-9 Februari 2023.

PGE akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 (sepuluh miliar tiga ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp 820-Rp 945.

BACA JUGA: Menginjak 9 Tahun, SiCepat Ekspres Terus Bertransformasi

Melalui rencana IPO, PGE menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun.

Alokasi hasil dana hasil pelaksanaan IPO akan digunakan oleh PGE untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan pembayaran sebagian fasilitas pinjaman.

BACA JUGA: Dimentori Sandiaga Uno Lewat MCEBI, Omzet Mahasiswa ini Jadi Bertambah

PGE turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau sebanyak-banyaknya 630.398.000 saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk Program Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan Karyawan (MESOP).

Kebijakan ini sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada 27 Januari 2022.

Surat Efektif OJK atas Pernyataan Pendaftaran IPO PGE diharapkan bisa diperoleh pada 16 Februari 2023 sehingga masa penawaran umum perdana saham PGE dijadwalkan pada 20 Februari 2023 hingga 22 Februari 2023.

Pencatatan saham perdana di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 24 Februari 2023.

Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, PGE memiliki peran yang besar baik bagi Pertamina maupun Indonesia.

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri dan sebanyak 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik.

Pertamina Geothermal Energy juga berambisi meningkatkan basis kapasitas terpasangnya dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada 2027.

Langkah ini sejalan dengan misi menjadi perusahaan energi ramah lingkungan terkemuka.

“PGE memiliki rekam jejak pengembangan panas bumi dan pembangkit listrik yang solid dan terbukti,” jelas Ahmad di Jakarta, Rabu (1/2).

Ahmad menambahkan komitmen besar PGE yang melekat kepada ESG juga sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional.

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peta jalan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler