Genjot Produktivitas Padi & Jagung, Kementan Tingkatkan Keahilan Penyuluh Pertanian

Jumat, 23 Februari 2024 – 20:47 WIB
Pelatihan peningkatan kapasitas penyuluh. Foto: tangkapan layar

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung. Salah satu langkah dengan meningkatkan kapasitas SDM penyuluh pertanian, yaitu dengan melakukan berbagai macam pelatihan baik online maupun offline.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak para pelaku pembangunan pertanian untuk bersama-sama membangun sektor pertanian.

BACA JUGA: Kementan Optimistis Puncak Panen Padi di Sumsel Mencukupi Kebutuhan Pasar

Menurut Mentan Amran, membangun pertanian dibutuhkan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis.

"Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tanpa terkecuali penyuluh pertanian," katanya.

BACA JUGA: Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan insan pertanian perlu secara bersama meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

"Pastikan sarana dan prasarana seperti benih, bibit, pupuk, alsintan ada saat petani akan melakukan tanam. Kita harus hadir memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan,” kata Dedi.

BACA JUGA: 8 Manfaat Jagung, Turunkan Risiko Serangan Penyakit Ini

Dia menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian. Selain itu keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya pada saat membuka acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Jumat (23/2) di Ruang Diorama menyampaikan bahwa pelatihan pada hari ini ditujukan dalam rangka mendukung arahan Mentan Amran untuk mendukung pertanian modern.

Pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan bio science dan bio teknologi, yaitu pemanfaatan di saprodi, penggunaan varietas-varietas unggul, penerapan pupuk berimbang dan pemanfaatn inovasi teknologi lainnya.

"Ciri yang kedua, yaitu penerapan alat mesin pertanian (alsintan). Karena pertanian modern tanpa alsintan maka tidak akan terwujud," ujar Bustanul.

Dia menambahkan, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), dalam kesempatan ini mengungkapkan bagaimana caranya memperkuat kompetensi para penyuluh pertanian dalam memanfaatkan alsintan, tidak hanya dalam operasional tetapi juga untuk pemeliharaannya.

Bustanul menekankan agar para penyuluh harus mampu menyampaikan kepada para petani bahwa alsintan yang ada itu harus dipelihara dengan baik oleh para petani sehingga mencapai umur ekonomisnya.

Sementara itu, menurut narasumber, Cahya Trilaksana yang mewakili Direktur Alat dan Mesin Pertanian menyampaikan tentang program pengembangan alsintan di Indonesia.

Pada 2023, Indonesia pernah mengimpor beras sebesar 3,5 juta ton, tetapi pada 2024 harus ada peningkatan produksi dan produktivitas khususnya padi.

Cahya mengungkapkan beberapa alasan yang memengaruhi mengapa produksi beras menurun, di antaranya adalah karena faktor cuaca, fenomena El Nino dan beberapa faktor tambahan lainnya seperti stok rendah karena stok Bulog hanya 1,47 juta ton untuk 14 hari.

"Selain itu juga karena adanya inflasi beras, pupuk langka, umur alsintan yang tidak layak atau sudah tua dan pendapatan petani rendah," ujarnya.

Cahya menjelaskan beberapa strategi yang akan diterapkan, yaitu pengembangan alsintan secara selektif, partisipatif, bertahap, dan berkelanjutan.

Sedangkan kebijakan yang diusulkan untuk meningkatkan sektor pertanian diantaranya peningkatan kompetensi SDM pertanian, dukungan terhadap penyediaan material komponen lokal, pertumbuhan dan pengembangan produk alsintan dalam negeri.

Selain juga peningkatan standarisasi alsintan yang digunakan oleh petani, penarikan minat generasi milenial untuk bekerja di sektor pertanian dan keterlibatan lembaga keuangan dalam pembiayaan alsintan.

"Kata kuncinya dalam mendukung pertanian modern adalah pertanian yang maju, mandiri dan modern serta mekanisasi pertanian, dalam hal ini alsintan," tutur Cahya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler