jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam setahun ke depan.
Salah satunya dengan melakukan program akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Mekanisme Perizinan Pupuk Kementan Makin Inovatif
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan program akselerasi ini sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu.
"Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada," kata Amran.
BACA JUGA: Kementan Menyosialisasikan Tata Cara Pengujian Mutu Pupuk
Sejak 2014, alokasi pupuk subsidi menurun, dari semula 9,5 juta ton menjadi 4,8 juta ton pada 2018 hingga kini.
Penurunan alokasi tersebut dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk.
BACA JUGA: Mentan Amran Optimistis Indonesia Bakal Kembali Bisa Melakukan Ekspor Jagung
Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Kementan menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani untuk proses percepatan penanaman beras.
Kementan memfasilitasi segala sarana dan prasarana, seperti pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.
Program percepatan penanaman padi dan jagung nasional ini mendapat dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun atau senilai 7.2 juta ton pada 2024.
Demi mewujudkan program tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi.
Pelatihan ini akan dilaksanakan di BBPMKP Ciawi dan akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman pada 20-22 Februari 2024.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD.
Adapun TOT digelar untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam pengelolaan pupuk subsidi serta peningkatan produksi padi dan jagung nasional.
"Seluruh peserta TOT akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam," tutur Dedi saat jumpa pers secara virtual pada Senin (19/2).
Dalam kesempatan tersebut, Dedi menjelaskan penting untuk melakukan inovasi dan penerapan teknologi yang tepat dalam sistem penanaman.
Adapun di antaranya seperti menggunakan benih atau bibit yang berkualitas serta memperhatikan jenis pupuk agar tanaman ternutrisi dengan baik.
“Kita maksimalkan penggunaan pupuk hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Terpenting, yakni pemupukan harus berimbang," tutur Dedi.
Pada kesempatan tersebut, Dedi lantas berulang kali mengingatkan agar penyuluh dapat memberikan pendampingan kepada petani di lapangan.
Menurutnya, penyuluh wajib hadir mendampingi dalam segala kondisi petani di lapangan.
Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.
"Penyuluh wajib mendampingi petani," ujarnya.
Selain Dedi, pada momen tersebut, para ahli dalam pengelolaan pupuk subsidi, peningkatan produktivitas padi dan jagung, pemupukan berimbang, gerakan tani pro-organik (genta organik) serta optimalisasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas padi-jagung juga turut memaparkan idenya. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah