"Penggalakan program transmigrasi ini berkaitan dengan rendahnya pertumbuhan di daerah terbelakang, jika dibandingkan pertumbuhan di kota,” ungkap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar di Jakarta, Senin (11/6).
Dalam periode Pembangunan Jangka Menengah I tahun 2005-2009, lanjut Muhaimin, pemerintah telah merintis pembangunan 44 kawasan transmigrasi dan pada tahun 2010-2014 akan memfungsikan 16 kawasan dari 44 kawasan tersebut menjadi klaster sistem pengembangan ekonomi yang didukung adanya Kawasan Perkotaan Baru. Selanjutnya, melaksanakan perpindahan transmigran ke kawasan transmigrasi sebanyak 44.233 keluarga serta melakukan penataan penduduk di kawasan transmigrasi sebesar 132.650 keluarga.
"Peningkatan program transmigrasi ini juga didukung oleh pihak BUMN dan Swasta, Yakni, dengan nilai investasi pada kawasan transmigrasi yang diperkirakan mencapai Rp 20,3 triliun," jelasnya.
Dengan tingginya nilai invetasi tersebut, imbuh Muhaimin, saat ini sudah saatnya harus melakukan persiapan pembangunan dengan baik. Yakni, persiapan teknis maupun administrasi menjadi prioritas utama. Menurutnya, berbagai kemajuan teknologi seperti pemanfaatan photo udara maupun satelit sangat membantu dalam proses perencanaan pengembangan wilayah.
“Pembangunan database ketransmigrasian ini kami anggap penting karena akan digunakan untuk bahan masukan kebijakan Kementerian, perencanaan pelatihan bagi calon transmigran agar mereka mempunyai kompetensi di bidang usahanya, dan peningkatan kualitas SDM aparatur Kemenakertrans,” paparnya.
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KTrans) Kemenakertrans, Jamaluddien Malik menambahkan, kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa secara efisien sesuai dengan kebutuhan pasar dan berdaya saing.
“Setiap kawasan transmigrasi harus disiapkan untuk mampu menghadapi tantangan regional, nasional, dan global serta mengembangkan produk-produk unggulan yang kompetitif,” jelasnya.
Maka itu, lanjut Jamal --sapaan akrab Jamaluddien, pelaksanaan pembangunan transmigrasi harus mengedepankan pembangunan dan pengembangan SDM para transmigran. Sehingga, dapat lebih berkualitas dan mampu menjadi modal dasar menghadapi persaingan yang semakin ketat serta dapat memperkuat perekonomian kawasan transmigrasi dengan berbasis keunggulan lokal menuju keunggulan kompetitif.
“Oleh karena itu, harus ada peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam membangun infrastruktur yang memadai,” tuturnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobdin Polri Masih Ada Yang Pakai Premium
Redaktur : Tim Redaksi