jpnn.com, KENDARI - Kementerian Pertanian (Kementan) pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024 tetap berfokus pada upaya mewujudkan ketahanan pangan. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya adalah dengan terus menjaga keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan penganekaragaman pangan, termasuk melalui pengembangan pertanian keluarga.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi saat mewakili Mentan sebagai pembicara kunci pada Seminar Nasional dan Launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Pertanian Keluarga di Kendari, Jum'at (1/10). Menurut Agung, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dari aspek penyediaan, distribusi, hingga permintaan akan kualitas dan mutu pangan.
BACA JUGA: Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Meningkat Tajam
"Tantangan itu harus kita jawab dengan berbagai strategi dan solusi yang tepat. Salah satunya dengan mengembangkan pertanian keluarga," ujar Agung.
Lebih lanjut Agung mengatakan, ketahanan pangan bukan saja tentang bahan makanan yang cukup. Menurutnya, ketahanan pangan juga menyangkut kemampuan memproduksi sendiri bahan makanan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
BACA JUGA: Kementan-Pemprov Sultra Kembangkan Industri Pangan Lokal
Karena itulah Kementan meluncurkan RAN Pertanian Keluarga. Agung menjelaskan, program itu memuat kebijakan dan peta jalan bagi pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam upaya mendukung pengembangan pertanian keluarga berkelanjutan.
Agung menegaskan, menempatkan pertanian keluarga sebagai fokus intervensi kebijakan dan program sangat penting dilakukan karena terdapat 27,7 juta rumah tangga usaha pertanian yang menjadi penyedia pangan bagi sekitar 265 juta penduduk Indonesia "Ini yang kita maksimalkan perannya karena tanpa mereka siapa lagi yang akan menjaga ketahanan pangan," imbuh Agung.
Menurut Agung, RAN Pertanian Keluarga akan difokuskan pada daerah yang dalam peta ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) BKP masuk wilayah rawan. Untuk itu Agung mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya pangan lokal dan pertanian keluarga.
"Launching hari ini merupakan langkah awal dari usaha bersama yang tidak dapat hanya diselesaikan oleh satu institusi. Kerja sama yang erat antara berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk mencapai tujuan bersama ini," pungkas Agung.
Peluncuran RAN Pertanian Keluarga dan seminar nasional HPS dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai pemangku kepentingan. Antara lain duta besar berbagai negara sahabat, organisasi pertanian internasional, akademisi dari perguruan tinggi se-Indonesia, peneliti, mahasiswa, pengusaha dan stakeholder bidang pertanian dan pangan se-Indonesia.
Seminar dan Launching RAN Pertanian Keluarga merupakan salah satu agenda awal dalam rangka acara peringatan Hari Pangan Sedunia ke -39 pada 2-5 November 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara.(eno/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni