Genk Era 1970-an Kumpul, Bentuk Wadah Sosial

Sabtu, 28 April 2012 – 18:45 WIB

JAKARTA -- Kerinduan untuk berkumpul dengan teman-teman lama setelah lebih dari tiga dekade berlalu, mencetuskan ide untuk menggelar Genks Night, Temu Remaja dan Genk 1970-1980-an, di Airman Planet Lounge, Lagoon Tower, Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (27/4) malam.

Tiga dekade lalu, para anak muda yang tergabung dalam genk-genk yang marak eksistensinya pada era tahun 70-80-an, kini kembali bertemu melepas rindu.

Ketua Panitia Genks Night, Temu Remaja dan Genks 70"-80"-an, Waldy F. Lauren, menjelaskan, pertemuan itu selain sebagai ajang temu kangen yang menggembirakan dan mengharukan sesama anak muda 70-80-an pada umumnya dan internal maupun lintas genk pada khususnya, diharapkan juga menjadi ajang silaturahmi antar teman. "Juga untuk bernostalgia atas kenang-kenangan masa lalu yang takkan mungkin kembali," kata Waldy.

Balutan irama musik nan lembut, menghanyutkan suasana penuh keakraban malam itu. Ratusan tamu berdatangan, memasuki tempat yang telah disediakan. Suguhan berbagai macam acara hiburan, juga menjadi pengantar temu kangen itu. Dimulai dengan Buffet Dinner, sambutan kemudian hiburan band, pembagian door prize, membuat suasana semakin menghangat.

Rasa persaudaraan begitu kental terasa. Semua bersatu dalam kehangatan untuk saling melepaskan kerinduan, silaturahmi dan mengenang masa-masa muda dahulu.
Acara yang memiliki landasan "Kegotong royongan, Kebersamaan dan Kepedulian kepada Sesama", itu bertujuan untuk menggugah kepedulian sosial, ungkapan kerinduan melalui nostalgia dan masa remaja, menggalang silaturahmi yang berkesinambungan. Serta, membentuk wadah dalam bentuk badan yang mampu mewujudkan aksi nyata untuk berbagai kepada sesama, maupun sumbangan pikiran akan nasib bangsa Indonesia pada masa yang akan datang.

Waldy menambahkan, ini juga diharapkan sebagai suatu pelajaran bagi anak cucu serta generasi mendatang. "Bahwa mengingat dan berbagai kebahagiaan adalah suatu bentuk cinta kasih kita anta sesama, terutama atas peranan pendidikan sosial dalam kehidupan kita," kata Waldy.

Dalam pertemuan ini, kata waldy, diharapkan juga ada tindaklanjutnya dengan kesepakatan membentuk sebuah wadah sosial, kreatif dan bermanfaat bagi masyarakat, berupa yayasan atau sejenisnya yang lahir dari kebersamaan pada momen tersebut.

"Kita (anak muda angkatan 70"-80"-an) sebagai salah satu komponen warga negara Indonesia, adalah kewajiban mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila yang semakin hari semakin dangkal dan dilupakan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan generasi muda pada khususnya," ujarnya.

Ia menambahkan, begitu seringnya melihat dan mendengarkan hal-hal negatif dalam keseharian, seperti korupsi, kebohongan publik, saling menghujat, pertikaian politik, tawuran antar pelajar, mahasiswa, warga, etnis, kelompok sosial masyarakat, antar agama yang menjurus ke hal-hal yang berbau SARA, narkoba, dan lainnya.

"Hal tersebut sangat merisaukan dan meresahkan masyarakat Indonesia, seakan kita menuju zaman kehancuran," katanya. Oleh karenanya, dengan pertemuan ini maka diharapkan komunitas 70"-80"-an terbentuk harapan untuk bersama-sama.

"Selain kita bernostalgia temu kangen, tapi juga ada kepedulian sosial kita akan sesama pada umumnya maupun generasi muda pada khususnya," katanya lagi.

Beberapa genks 70-80-an itu antara lain Marsose, Smokin House, Voodoo, GnC, Beep, Bhelel, Sickness, Delta, Romeo, Priboemi, Chequers, Cheleank, Tercel, Flying Ina, Macan 12, Camel, Federal. Sejumlah nama beken juga hadir, antara lain Sys Ns, Titiek Soeharto dan Edwin H. Soekowati. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Harus Bertanggungjawab


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler