jpnn.com, ACEH - Komunitas netizen yang tergabung dalam Generasi Pesona Indonesia (GenPI) berkompetisi sehat.
Masing-masing menjadi motor penggerak dalam mempromosikan events dan destinasi wisata di daerahnya secara massif agar terdeteksi oleh penduduk dunia maya.
BACA JUGA: 500 Pesepeda dari 36 Negara Berpacu di Tour de Barelang 2017
Kali ini, Genpi Aceh yang tak mau tertinggal dari prestasi GenPi Jateng. Setelah sukses membuat trending topic Sail Sabang, GenPi Aceh langsung pasang kuda-kuda untuk mem-boosting Penas Petani-Nelayan XV 2017.
Hastag ‘memikat’ ikut disiapkan untuk mendrive isu tadi menjadi trending topic baru.
BACA JUGA: Hitz Market Siap Manjakan Penikmat Belanja di Semargres
Meski bersaing, tetapi antar-GenPI pun saling men-support dengan hastag yang sedang di-posting. Inilah adu kreativitas, adu kepintaran mendesain sebuah pesan yang bisa menjadi materi promosi dan perlu diketahui public.
Untuk urusan promosi via dunia maya, GenPi Aceh memang tak kalah kreatif dari GenPi Jateng. Kibaran trending topic launching GenPI Jateng, Semarang Great Sale (SemarGres) 2017, #LiveInBejalendan #GenPiSukaKuliner langsung diimbangi dengan melesatnya #sailsabang2017 sebagai trending topic.
BACA JUGA: Mau Sensasi Petualangan? Ikuti Eco Run 5K Mapur Island 2017
Setelah itu, anak-anak muda kreatif Aceh yang hobi berseluncur di dunia maya itu membidik Penas Petani-Nelayan XV 2017.
Targetnya, mendorong Penas Petani-Nelayan XV 2017 naik menjadi trending topic dan menjadi perbincangan netizen di dunia maya.
“Pada Sabtu, 29 April, kami sudah mengadakan kopi darat media sosial bersama pegiat lintas komunitas dan netizen di Aceh. Ada sekitar 50-an netizen Aceh yang ikut serta. Semua langsung berembuk, sharing info dan pengalaman di Keude Kupi Aceh Lambhuk,” terang Koordinator GenPI Aceh Makmur Dimila, Selasa (2/5).
Sama seperti GenPi Jateng, GenPi Aceh juga selalu mencari tema-tema unik dan kekinian. Yang diincar sangat clear dan jelas! GenPi Aceh ingin membuat netizen penasaran dan mencari tahu info seputar cuitan yang akan diviralkan di dunia maya.
“Selain tema unik, kami akan membuat pemilihan tagar yang umum sehingga bisa digunakan seluruh GenPi yang ada di Indonesia,” ucap pria penyuka kopi khas Indonesia itu.
Pemilihan tagar memang jadi kunci utamanya. Lewat tagar itu, cuitan yang diposting anak-anak GenPi bisa didorong menjadi trending. Karenanya, dalam melakukan aksinya nanti, anak-anak GenPi Aceh juga akan menginformasikan ke teman-teman GenPi lain untuk ikut berpartisipasi menggunakan tagar tersebut untuk di repost sehingga bisa menjadi pembicaraan banyak orang di medsos.
“Ini sudah kami bahas bersama perwakilan dari Humas Setda Aceh dan Ketua Tim Publikasi Pekan Nasional (Penas) Petani - Nelayan XV 2017. Jadi nanti mulai dari akun fanpage dan website, retweeters, original tweets, most popular, highest impact, hingga top photografer, semua kompak mempromosikan Pekan Nasional (Penas) Petani - Nelayan XV 2017,” ucapnya.
Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Don Kardono gembira dengan aktivitas GenPI yang semakin meluas di media sosial.
“Hampir setiap hari di semua channel media social semakin penuh dengan foto, video, grafis, slide show, tentang pariwisata. Perbincangan seputar destinasi, events, festival, dan semua kebijakan kepariwisataan semakin seru dan menarik,” kata Don.
Inisiatif GenPi Aceh itu juga ditanggapi Menpar Arief Yahya. Menurutnya, GenPI Aceh bisa menjadi contoh konkret peran C (community) dalam Pentahelix yang melibatkan academician, Business, Community, Government, Media (ABCGM). Nah, GenPI ini adalah komunitas yang sifat keanggotaannya volunteer.
"Ini sangat kreatif. Kota-kota yang punya GenPI men-support aktivitas pariwisata di kotanya masing-masing. Sukses! Salam Pesona Indonesia!” ujar Arief.
Untuk menembus 20 juta wisman di 2019, kata dia, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Tidak cukup dengan modal marketing dan pengembangan destinasi yang linear.
Membutuhkan sesuatu yang baru, yang belum dimiliki oleh manapun, itulah yang dibutuhkan pariwisata saat ini. “Salah satunya lewat digital,” ucap peraih Men’s Obsession 2015 dan 2016 ini.
Era digital itu, kata dia, tidak bisa dilawan. Sebuah keniscayaan, yang cepat atau lambat akan terjadi. Karena itu, cara yang paling cerdas adalah menjemput masa depan dengan digital marketing. Mengkampanyekan setiap event via dunia maya. “Sekali lagi, teknologi tidak bisa dilawan, kreativitas tidak bisa dibendung, digital tidak bisa ditunda. Dalam persaingan ke depan, yang cepat dan sigap akan mengalahkan yang besar dan lambat,” kata dia. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Good News, Inilah Progres Kenaikan Jumlah Wisman Laporan Resmi BPS
Redaktur : Tim Redaksi