jpnn.com, JAKARTA - Upaya menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara makin menunjukkan progres positif. Tren itu terlihat pada laporan resmi Badan Pusat Statistik (BPS).
Merujuk data terkini BPS yang dirilis Selasa (2/5), jumlah kunjungan wisman selama Maret 2017 mencapai 1,02 juta orang. Jumlah itu meningkat 6,68 persen dibanding Februari 2017.
BACA JUGA: Peserta Rinjani 100 Meningkat, 195 dari Mancanegara
Jumlah kunjungan wisman pada Maret 2017 juga meningkat dibanding periode yang sama pada 2016. Ada Kenaikan 11,64 persen dibanding Maret 2016 yang mencapai angka 915,02 ribu wisman.
“Kenaikan jumlah kunjungan wisman Maret 2017 terjadi di sebagian besar pintu masuk,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.
BACA JUGA: Kemenpar Dorong Sentra Kuliner Peduli Label Family Friendly dan Kebersihan
Berdasar data BPS, kenaikan dengan persentase tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara (296,92 persen), kemudian di Bandara Adi Soetjipto Yogyakarta (82,06 persen), serta Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau (62,92 persen). “Sedangkan kenaikan terendah terjadi di Batam sebesar 1,58 persen,” sebutnya.
Yang juga mencolok adalah kenaikan wisman yang masuk Indonesia melalui Pos Lintas Batas (PLB) selama Maret 2017. Jumlahnya mencapai 40,32 ribu orang atau naik 40,15 persen dibanding Maret 2016 yang hanya menyentuh angka 28,77 ribu.
BACA JUGA: Menpar Diskusikan Potensi Kerja Sama Wisata Indonesia-Uzbekistan
Sedangkan secara total selama Januari-Maret 2017, jumlah wisman sudah menyentuh angka 3,01 juta. Angka itu meningkat 15,07 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 2,62 juta kunjungan.
Kenaikan jumlah wisman juga mendongkrak tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang. Suhariyanto memerinci, TPK hotel berbintang selama Maret 2017 mencapai rata-rata 54,7 persen atau naik 1,82 poin dibandingkan Maret 2016 yang menyentuh angka 52,88 persen.
Angka TPK Maret 2017 juga meningkat dibanding Februari 2017 yang mencapai 52,57 persen. Tingkat kenaikannya mencapai 2,13 persen.
Merujuk data BPS maka TPK tertinggi tercatat di Provinsi Sulawesi Utara (68,16 persen), diikuti Kalimantan Tengah (65,50 persen) dan Provinsi DKI (64,25 persen). Sedangkan TPK terendah ada di Kalimantan Utara (25,96 persen).
Namun, TPK secara nasional memang terkerek. “Kenaikan TPK hotel berbintang pada Maret terjadi di semua provinsi,” papar Suhariyanto.
Bagaimana dengan lamanya tamu menginap atau length of stay? BPS juga menyodorkan temuan menggembirakan.
“Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Indonesia selama Maret 2017 tercatat sebesar 1,89 hari, atau terjadi kenaikan 0,08 hari jika dibandingkan kondisi Maret 2016,” sebut Suharyanto.
Bali masih menjadi provinsi dengan length of stay tertinggi. Yakni 3,11 hari. Selanjutnya ada Papua (2,77 hari) dan Sulawesi Utara (2,18 hari).
“Secara umum, rata-rata lama menginap tamu asing pada Maret 2017 lebih tinggi dibandingkan rata-rata lama menginap tamu Indinesia. Masing-masing 2,86 hari dan 1,73 hari,” urainya.
Meski demikian, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya tak langsung berpuas diri. Meski rata-rata perbulan jumlah wisman sudah tembust sejuta, namun angka itu masih harus ditingkatkan.
Arief menargetkan pada 2017 ini rata-rata jumlah wisman per bulan harus mencapai 1,25 juta. "Karena itu kami harus mengejar ketinggalan di sisa tahun 2017 ini," ujarnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Festival Golok Day 2017 Sukses Dongkrak Potensi Wisata Budaya di Banten
Redaktur : Tim Redaksi