Geopolitik Bung Karno Membangun Kekuatan Pertahanan yang Disegani

Sabtu, 19 Februari 2022 – 09:38 WIB
Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto. Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto menilai Proklamator RI Bung Karno memberikan landasan bagi tanah air memperkuat kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Menurut Hasto, pemikiran geopolitik Bung Karno luar biasa.

BACA JUGA: Klasemen Liga 1 Setelah Arema FC Menang 1-0 atas Madura United

"Geopolitik Bung Karno tentang pengetahuan keadaan geografi, sejarah, kultur, nilai, dan filosofi yang terkandung di dalamnya sangat penting bagi perjuangan mewujudkan national interest dan sekaligus membangun kekuatan pertahanan negara yang disegani,” ujar Hasto sebelum mengikuti Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara, Sabtu (19/2).

Sekjen PDI Perjuangan itu menjelaskan pemikiran geopolitik Bung Karno merupakan antitesis pemikiran barat yang ekspansionis.

BACA JUGA: PDIP Ingin Kader BMI Punya Daya Kritis Seperti Bung Karno

Sebaliknya pemikiran geopolitik Bung Karno mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan internasionalisme bagi dunia yang lebih damai dan berkeadilan.

“Dengan pemikiran geopolitik Bung Karno tersebut, Indonesia pada 1960-an menjadi pemimpin Asia Afrika dan Amerika Latin karena sukses menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-blok, Conference of The New Emerging Forces. Implikasi dari kepemimpinan Indonesia tersebut, banyak negara yang kemudian merdeka, bahkan Bung Karno kemudian mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan Bangsa Islam dalam Konferensi Islam Asia Afrika 1965,” kata Hasto.

Alumnus UGM itu menuturkan hasil pemikiran geopolitik Soekarno, Irian Barat berhasil dibebaskan dari cengkeraman kolonialisme Belanda dan Angkatan Perang Indonesia terkuat di belahan bumi selatan.

Simposium nasional yang akan membahas body of knowledge pemikiran geopolitik Soekarno tersebut menghadirkan para pembicara. Di antaranya, Direktur S3 Unhan Mayjen Joni Widjayanto, intelektual Prof Yudi Latief, pakar kebijakan luar negeri Prof Banyu Perwita. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler