George Floyd Dibantai Aparat, Wacana Pembubaran Kepolisian Menguat

Senin, 08 Juni 2020 – 15:15 WIB
Petugas Kepolisian Minneapolis saat memasukkan George Floyd ke dalam mobil polisi. Foto: Instagram/shaunking

jpnn.com, MINNEAPOLIS - Sebagian besar anggota Dewan Kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, mendukung rencana menutup departemen kepolisian di kota tersebut. Mereka menilai perlu ada cara baru untuk memastikan keamanan masyarakat.

Rencana itu menunjukkan aksi massa yang memprotes kematian Floyd punya dampak kepada sistem kepolisian di Minneapolis.

BACA JUGA: Kasus George Floyd Bikin Amerika Dibenci di Mana-Mana, Kantor Kedutaan Jadi Sasaran Kemarahan

"Kami berencana membongkar tatanan di Departemen Kepolisian Kota Minneapolis," kata seorang anggota dewan kota, Jeremiah Ellis, lewat unggahannya di Twitter.

"Saat kami selesai melakukannya, kami tidak akan membangunnya lagi. Kami akan secara drastis berpikir ulang bagaimana kita membangun sistem keamanan masyarakat dan penanggulangan situasi darurat," terang dia.

BACA JUGA: Demi George Floyd, Ribuan Warga Australia Langgar Aturan Negaranya Sendiri

Gerakan kurangi anggaran kepolisian atau defund the police telah lama digaungkan sebelum aksi massa berlangsung. Setelah video yang menunjukkan Floyd disiksa seorang polisi sampai ia tewas bulan lalu, gerakan itu mendapat banyak dukungan dari masyarakat.

Dewan Kota Minneapolis belum membahas secara resmi rencana mengurangi anggaran kepolisian atau mengubah tatanan di dalamnya. Namun, Presiden Dewan Kota Minneapolis, Lisa Bender, sebagaimana dikutip CNN, mengatakan mayoritas anggota mendukung rencana tersebut.

BACA JUGA: PM Australia Larang Warganya Ikut Demonstrasi Pro-George Floyd

"Kami berkomitmen membongkar tatanan kepolisian yang kita tahu saat ini di Kota Minneapolis dan akan membangunnya kembali bersama-sama komunitas dengan menggunakan model baru keamanan masyarakat yang dapat menjaga komunitas kami tetap aman," kata Bender.

Gerakan "defund the police" didorong oleh kritik masyarakat terhadap anggaran tinggi khas militer yang diterima banyak departemen kepolisian AS. Aksi itu juga memprotes keterlibatan kepolisian menanggulangi penyakit sosial seperti kecanduan, penyakit mental, dan tuna wisma.

Menurut pendukung gerakan, masalah itu lebih baik diatasi dengan pendekatan layanan sosial sehingga perlu dipikirkan kembali perilaku seperti apa yang pantas disebut sebagai aksi kriminal.

Pejabat yang terpilih di Dewan Kota New York dan Los Angeles juga mengatakan mereka berencana mengurangi anggaran kepolisian dan mengalihkannya ke layanan sosial. Langkah itu menunjukkan gerakan "defund the police" mulai mendapatkan banyak dukungan di AS. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler