jpnn.com, MEDAN - Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman akhirnya menanggapi tudingan Peter Butler yang selalu menyalahkannya terkait proses rekrutmen skuat PSMS Medan pada putaran I.
Butler mengatakan para pemain yang direkrut Djanur sapaan Djadjang Nurdjaman para putaran pertama sama sekali tidak layak bermain di Liga 1 2018.
BACA JUGA: Derbi Papadaan: Super-Conti Pantang Jemawa
Akibat pernyataan tersebut hubungan kedua pelatih ini pun terlihat kurang harmonis.
Suasana itu jelas terlihat dari kedua pelatih saat bertemu di Sekretariat PSMS, di Komplek Kebun Bunga, Jumat (30/11/2018) sore di sela-sela temu pers kedua tim yang akan berlaga, Sabtu (1/12/2018) di Stadion Teladan.
BACA JUGA: Liga 1 2018: PSIS Semarang Rugi Rp 9 Miliar
Baik Butler dan Djanur tidak saling sapa. Padahal keduanya berpapasan saat sesi tanya jawab media usai. Butler yang mendapatkan giliran I, begitu keluar ruangan tak sedikitpun bertegur sapa dengan Djanur yang berada di luar pintu untuk masuk ke ruangan menjalani sesi II.
Butler langsung bergegas pergi dan Djanur langsung masuk ruangan. Djanur yang ditemui usai temu pers, mengaku mengikuti kabar soal Butler yang selalu menyalahkan pelatih PSMS pada putaran I.
BACA JUGA: Pelatih PSM Ungkap Pemain Paling Berbahaya Bhayangkara FC
“Sori, saya juga mengikuti itu, saya sampai nyesek juga soal bahasa itu. Kenapa kamu (Butler) mau (melatih PSMS). Kamu ditawari, tentu sudah tahu dulu kondisi tim seperti apa,” ujarnya.
Djanur mengurai, apa yang dijalani Butler sejatinya sama saat dia ke Persebaya atau Jafri Sastra ke PSIS pada putaran II yang juga menerima kondisi tim yang dilatih dan tidak punya cukup waktu untuk rekrutmen pemain.
“Seperti saya atau Jafri di PSIS. Itu pemainnya tidak bisa mengganti. Persebaya juga sama di posisi mana waktu itu (saat dia masuk). Materi juga sama dari Liga 2,” ungkapnya.
Dia menjelaskan kondisi rekrutmen pada awal musim dia di PSMS memang tak cukup waktu untuk rekrut karena menjalani final di Liga 2, sementara klub kontestan Liga 1 sudah mulai mencari pemain.
“Pemain top sudah dipakai Liga 1. Semua, jadi Peesebaya, PSIS dan PSMS (kontestan Liga 1 dari Liga 2) tidak bisa cari pemain, kehabisan stok,” jelasnya.
Namun, Djanur memastikan saat dia pun menginjakkan kaki di Persebaya tidak pernah menyalahkan pelatih terdahulu, seperti yang dilakukan Butler padanya saat ini.
“Saya tidak pernah menyalahkan pelatih terdahulu, tidak pernah. Saya terima saja, saya terima konsekwensi,” tukasnya.
Eks pelatih Persib inipun mengaku menyesalkan sikap Butler.
“Jadi saya menyesalkan dia ngomong itu, dan berulang kali diucapkan. Apalagi dia pelatih asing. Saya pikir kurang etis dan kurang menghargai sesama pelatih,” tegasnya. (nin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Barito Putera vs Borneo: Jaga Rekor Kandang Tak Terkalahkan
Redaktur & Reporter : Budi