Gerakan 10 Ribu Pohon IDI

Senin, 27 Mei 2013 – 03:48 WIB
BEKASI - Ikatan dokter Indonesia (IDI) bersama dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Pemerintah Daerah Kota Bekasi melakukan aksi tanam 10 ribu pohon.

Selain dalam rangka peringatan hari dokter sedunia, penanaman pohon ini juga dimaksutkan untuk mendukung progam pemerintah dalam aksi tanam 1 Milyar pohon di Indonesia.

Menteri Kehutanan yang diwakili oleh Direktur Bina Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Bejo Santoso mengungkapkan bahwa acara penanaman 10 ribu pohon oleh IDI akan sangat membantu dalam program penanggulangan bencana dan sejalan dengan program tanam 1 Milyar pohon. "Acara ini terus terang pas sekali dengan aksi tanam 1 Milyar pohon", ujarnya kemarin saat memberikan sambutan.

Pihaknya mengaku merasa kaget dengan rencana IDI untuk menanam pohon bersama. Yang kemudian disanggupi oleh Kemenhut untuk membantu dalam penyediaan bibit tanaman. "Ini pertama kalinya loh, biasanya kan gerakan cuci tangan bersama atau yang langsung berhubungan dengan kesehatan", ungkap Bejo.

Dia menjelaskan, program ruang terbuka hijau memang harus dimiliki oleh setiap kota/ kabupaten. Kota/ kabupaten wajib memiliki ruang terbuka hijau minimal 30% dari laus kota/ kabupaten bersangkutan. Dan, harus memiliki hutan kita minimal 10% dari 30% ruang terbuka hijau yang ada.

"Hutan kota sangat penting, apalagi untuk daerah Bekasi, Jakarta, Tangerang yang notabennya merupakan daerah pusat pemerintahan dan industri", tegasnya.

Oleh sebab itu, melalui Kepres no.24/2008 pemerintah telah menetapkan tanggal 28 november diperingati sebagai hari menanam pohon indonesia (hmpi), dan desember sebagai bulan menanam nasional (BMN). Sehingga, pemerintah menghimbau agar setiap kota memiliki program penghijauan.

Ketua IDI Zaenal Abidin juga mengiyakan bahwa progam ini baru pertama kali dilakukan oleh IDI. IDI berfikir, peduli kesehatan tidak melulu harus penanganan langsung pada pasien sakit, namun kegiatan kesehatan juga dapat dilakukan melalui program menuju hidup sehat.

"Pohon kan menghasilkan oksigen, dari pada membeli oksigen mahal mending kita tanam saja", ungkapnya sambil tertawa.

Zaenal menerangkan bahwa manusia yang terlalu fokus membangun dirinya sendiri membuat mereka lupa dan lalai pada lingkungan tempat tinggalnya. Sementara lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan manusia nya sendiri. Program menanam pohon juga dapat membantu untuk mengurangi bencana, banjir misalnya.

Ditanya mengenai pemilihan lokasi, Zaenal menjawab bahwa pemilihan tempat di Bekasi sebenarnya tidak direncanakan. "Tidak ada alasan khusus sebenarnya, tapi ternyata pas", tuturnya.

Senada dengan Zaenal, sekertaris kota bekasi Roy Rayindra Sukarmaji mengaku bahwa bekasi memang masih sangat kekurangan ruang terbuka hijau. Bekasi masih jauh dari keharusan sebuah kota memiliki 30% ruang terbuka hijau. "Kegiatan seperti ini sering dilakukan, tapi hanya ceremonial. Seminggu kemudian sudah mati karena tidak diurus", ungkap Roy. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tak Akan Jatuh Karena Interpelasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler