Gerakan Imunisasi di Hari Kartini

Minggu, 21 April 2013 – 18:19 WIB
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelari gerakan imunisasi di Hari Kartini di Klinik Green Elvina, Bintaro Tangerang Selatan, Minggu (21/4). Foto: Ist
JAKARTA -  Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) punya cara tersendiri mengisi Hari Kartini yang jatuh pada Minggu (21/4). Ibu-ibu yang punya rutinitas itu menyempatkan waktu melakukan gerakan imunisasi yang diperuntukkan kepada rakyat kecil yang tidak mampu.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk gerakan Imuniasasi 100 balita dalam rangka memperingati Hari Kartini Jalinan Kasih bersama IWAPI di hadiri oleh Ketua Umum IWAPI yang baru saja terpilih bulan Maret lalu, Elza Syarif. Acara ini dipusatkan  di Klinik Green Elvina, Bintaro Tangerang Selatan, Minggu (21/4).

“Sebagai wanita karir kita juga tidak melupakan peran sebagai ibu. Dan kegiatan IWAPI ini bertujuan bagaimana memberikan pendidikan dan perhatian kepada ibu-ibu atau masyarakat yang kurang mampu,” kata Elza kepada wartawan disela-sela acara imunisasi, Minggu (21/4).

Turut hadir pengurus inti IWAPI, seperti Wakil Ketua I, Heny Puspawati yang juga istri dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadel Muhammad, dan Sekjen IWAPI, Titi Verdi, Humas IWAPI Irianti Erningpraja beserta jajaran pengurus inti lainnya.

Elza Syarief mengatakan gerakan imunisasi juga dilakukan serentak di 33 provinsi. Kegiatan ini merupakan bentuk  dukungan terhadap program MDGs yaitu menekan angka kematian bayi. Sedikitnya ada 100 balita yang diberikan imunisasi gratis dan pemberian makan bergizi bagi bayi. “Kami juga memberikan pendidikan kepada ibu-ibu bagaimana mengurus anak, tidak hanya secara fisik, tapi juga bagaimana menata sikologis anak. Ini juga merupakan tugas kita untuk meringankan negara,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Elza juga mengatakan bahwa dirinya beserta pengurus inti dan pengurus daerah sepakat bahwa IWAPI tidak ada dualisme kepemimpinan. Adanya IWAPI yang lain, itu hanya dianggap sebagai paguyuban yang mengatasnamakan organisasi yang sama.

“Kenapa saya mau jadi ketua umum, karena saya yakin IWAPI ini adalah yang sah, berkantor resmi di daerah Kali Pasir, dan terdaftar di Kesbangpol dan Kementerian Hukum dan HAM. Sementara pihak mereka berkantor di rumah. Masa organisasi berkantor di rumah,” ungkapnya.

Elza juga mengatakan, saat ini dirinya telah melaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dengan pemalsuan surat yang dilakukan oleh pihak Nita Yudi. Sebagai wanita berpendidikan, Elza mengatakan dirinya beserta rekan-rekannya taat hukum.

“Dalam waktu dekat ini kita akan ungkap ke publik, bagaimana mereka melakukan hal yang melanggar hukum. Tidak hanya pemalsuan surat, mereka juga menjual aset-aset milik IWAPI. Tapi saat ini kami fokus di satu kasus,” tandasnya. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembengkakan Anggaran Penundaan UN SMA Belum Dihitung

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler