Geram Cak Imin Dihina, Garda Bangsa Bakal Lapor Polisi

Selasa, 08 Agustus 2017 – 23:17 WIB
Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa Cucun A Syamsulrijal. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Garda Bangsa berniat melaporkan pengamat kebijakan dari Segitiga Institute Muhammad Sukron ke polisi terkait pencemaran nama baik.

Pasalnya, dia telah menyebut Ketum PKB Muhaimin Iskandar berusaha menyesatkan publik dengan pernyataanya soal kebijakan full day school (FDS).

BACA JUGA: Halakah Kebangsaan PKB Rekomendasikan Penolakan Full Day School

"Tudingan itu sangat tidak beralasan dan ini akan di bawa ke ranah hukum. DKN Garda Bangsa akan melaporkan Muhammad Sukron ke Mabes Polri atas pencemaran nama baik dan tudingan tidak beralasan," kata Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa Cucun A Syamsulrijal kepada wartawan, Selasa (8/8).

Cucun menegaskan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) merupakan cucu pendiri NU yang punya rasa tanggung jawab besar untuk membentengi madrasah dan pondok pesantren.

BACA JUGA: Cak Imin Yakini Menteri Eko Bersih dari Kasus Korupsi Dana Desa

"NKRI ini merdeka adalah hasil keringat darah kiai dan pondok pesantren yang sekarang akan diusik eksistensinya melalui kebijakan Kemendikbud lewat FDS atau PKK itu," tegas Cucun.

Sebagai Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun mengaku siap berada di depan siapapun yang mengusik dan merongrong eksistensi madrasah dan pondok pesantren.

BACA JUGA: PKB Masih Enggan Bicara Pilpres, Ternyata Ini Alasannya

Atas dasar itu pula, Cucun yang merupakan sekretaris Fraksi PKB itu menantang Sukron untuk membuktikan tudingannya di DPR RI.

Cucun menegaskan akan mengundang pakar-pakar terkait kebijakan agar Sukron tidak lagi gagal faham dalam urusan penguatan karakter bangsa.

"Bayangkan saja pola komunikasi antara umat dan ulama yang merupakan kekhasan bangsa Indonesia yang tidak ada di negara lain mau dipisahkan melalui permendikbud ini," sesal Cucun

Cucun tak habis fikir tentang nasib anak-anak bangsa yang selama ini dididik sopan santun untuk menghargai hormat dan nurut pada ulama sebagai pembimbing kehidupannya akan dihancurkan dengan kebijakan FDS atau PKK.

"Jadi waktu anak-anak bangsa diambil jam pelajaran di sekolah. Padahal mereka biasa ngaji sore hari di madrasah atau di pesantren bersama ulama. Kalau menurut Sukron ustaz atau ulamanya aja yang disuruh harus sinergi dengan sekolah, tambah kebelinger pengamat itu," kata Cucun.

Cucun pun menyimpulkan jika PPK ataupun FDS jelas merampok hak anak dan merusak tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang manut dengan Ulama dan mengaji di Madrasah dan Pesantren.

"Jadi tidak berdasar kalau menyebut Cak Imin menyesatkan opini publik. Reaksi publik tidak digalang sejak lama mereka menahan diri kalau NU turun lihat aja gimana, stabilitas pemerintah terganggu," ungkap Cucun.

Lebih lanjut, Cucun juga mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak lupa bahwa yang mengantarkan dia untuk bisa duduk di kursi RI-1 adalah guru ngaji madrasah dan kiai pondok pesantren.

Cucun kembali menyinggung saat Jokowi dihantam serangan, salah satunya majalah Obor Rakyat. Menurut Cucun yang punya jasa besar meluruskan tudingan negatif untuk Jokowi di tingkat umat adalah NU.

"NU melalui kader-kader aktivis politik-nya di PKB meluruskannya. Kalau tanpa itu akan lewat. Kalau guru ngaji sudah kecewa mereka susah di obati bahkan akan menjadi pembicaraan lebih jauh tentang pandangan kebijakan Pak Presiden kalau tidak memanggil Mendikbud membatalkan permendikbud 23/2017," demikian Cucun. (san/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Ini Makna Merdeka bagi Cak Imin


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler