jpnn.com - Bekas darah kemarin pagi, Rabu (30/1) masih terlihat di lantai dan tembok masjid di Logoy Diutay, Barangay Talon-Talon, Zamboanga City, Filipina. Beberapa jam sebelumnya, seseorang melemparkan granat ke dalam tempat ibadah tersebut.
Imbasnya, dua orang tewas dan empat lainnya mengalami luka-luka. Insiden itu hanya berselang tiga hari dari serangan di Katedral Bunda Maria dari Gunung Karmel di Jolo yang membuat 21 orang tewas serta 111 orang luka.
BACA JUGA: Referendum Bangsamoro
''Pelaku tengah mengejek pemerintah dalam menangani perdamaian dan ketertiban di Mindanao,'' ujar Salvador Panelo, juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Serangan tersebut terjadi sekitar 20 menit selepas tengah malam. Pelaku mematikan lampu jalan sebelum menuju masjid. Mereka lantas melemparkan granat ke dalam tempat ibadah umat muslim itu.
BACA JUGA: Setelah Bom Katedral, Sekarang Masjid Filipina Dilempari Granat
Pada saat kejadian, beberapa orang tengah berada di dalam masjid tersebut. Mereka itulah yang akhirnya menjadi korban ledakan.
''Ini adalah bentuk sikap pengecut dan menjijikkan karena menyerang orang di dalam tempat ibadah,'' ujar Pemimpin Regional Zamboanga Mujiv Hataman sebagaimana dikutip Al Jazeera. Dia meminta semua orang dengan berbagai keyakinan agar bersatu dan berdoa demi perdamaian.
BACA JUGA: Bom Katedral Filipina Membuka Luka Lama
Kecaman serupa dilontarkan Dewan Ulama Semenanjung Zamboanga. Mereka menegaskan bahwa serangan tersebut tidak rasional dan tak manusiawi. Semua pihak diminta untuk waspada agar kejadian serupa tak terulang.
Sejauh ini belum ada orang ataupun kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Militer meminta penduduk bersatu dan tidak berspekulasi di media sosial.
''Itu bukan aksi balasan,'' tegas Komandan Satgas Regional Kolonel Leonel Nicolas, mengacu pada insiden di katedral. (sha/jo/c22/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Katolik Kecam Pelaku Teror Bom di Katedral Jolo
Redaktur & Reporter : Adil