jpnn.com, MINDANAO - Aksi teror kembali terjadi di Filipina. Dua orang tewas dan empat luka-luka akibat sebuah granat yang dilemparkan ke dalam masjid di Zamboanga, Mindanao, Rabu (30/1).
Insiden ini terjadi tiga hari setelah pengeboman di gereja Jolo yang menewaskan 21 orang. Jolo adalah wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim. Sementara Zamboanga berpenduduk mayoritas Kristen.
BACA JUGA: Bom Katedral Filipina Membuka Luka Lama
BACA JUGA: Filipina Tuduh Abu Sayyaf di Balik Bom Katedral Jolo
Insiden-insiden itu mengikuti referendum 21 Januari yang sukses dan damai. Referendum itu menyetujui otonomi bagi sekitar 5 juta penduduk yang mayoritas Muslim di Mindanao dan sekitarnya.
BACA JUGA: Filipina Tuduh Abu Sayyaf di Balik Bom Katedral Jolo
Rencana pembentukan otonomi, yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan kronis, keterbelakangan dan kekerasan, tersebut didukung sebagian besar warga Filipina.
Akibat peristiwa ini, militer menyerukan persatuan di antara komunitas Mindanao dan mendesak publik untuk menahan diri dari spekulasi di media sosial yang dapat menyebarkan informasi yang salah. Komandan satuan tugas regional Kolonel Leonel Nicolas menekankan insiden itu bukan tindakan pembalasan.
BACA JUGA: Kepala BNPT Sebut Ustaz Baasyir Hardcore dan Tolak Deradikalisasi
Dewan Ulama Semenanjung Zamboanga mengutuk serangan di masjid sebagai tindakan iblis, tidak rasional, dan tidak manusiawi. Dia mendesak warga untuk waspada. (JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Termakan Hoaks, Empat ABG New York Rakit Bom untuk Serang Komunitas Muslim
Redaktur & Reporter : Adil