Gereja Ortodoks Rusia Kecam Rencana Erdogan Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Selasa, 07 Juli 2020 – 06:14 WIB
Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer/djo

jpnn.com, MOSCOW - Penolakan terhadap rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah fungsi Hagia Sophia dari museum jadi masjid terus berdatangan. Terbaru, Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill menyebutnya sebagai ancaman bagi agama Kristen.

"Ancaman terhadap Hagia Sophia adalah ancaman bagi semua peradaban Kristen, yang berarti (ancaman terhadap) spiritualitas dan sejarah kita," kata Patriark Kirill dalam pernyataan, Senin (6/7).

BACA JUGA: Upaya Mengubah Hagia Sophia Jadi Masjid Dikritik, Erdogan Geram

"Apa yang bisa terjadi pada Hagia Sophia akan menyebabkan rasa sakit yang mendalam di antara orang-orang Rusia," ia melanjutkan.

Pada hari yang sama, Kremlin juga menyatakan harapan agar pihak berwenang Turki mempertimbangkan status Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia.

BACA JUGA: Upaya Erdogan Mengembalikan Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid

"Ini adalah maha karya tercinta dunia bagi para wisatawan dari semua negara yang mengunjungi Turki, termasuk bagi para wisatawan dari Rusia, yang bagi mereka Hagia Sophia, selain dari nilai pariwisatanya, memiliki nilai spiritual yang sangat dalam," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Usulan Erdogan untuk mengembalikan status masjid Hagia Sophia dikritik oleh beberapa pemimpin agama dan politik, termasuk Patriark Ekumenikal yang berbasis di Istanbul, pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks dunia, juga oleh Yunani, Prancis, dan Amerika Serikat.

BACA JUGA: Mengapa Rezim Erdogan Terus Menindas Simpatisan Gulen?

Erdogan mengatakan pekan lalu bahwa kritik atas kemungkinan mengalihfungsikan bangunan itu,yang dikenal di Turki sebagai Ayasofya, adalah serangan terhadap kedaulatan Turki.

Banyak warga Turki berpendapat bahwa status masjid akan lebih mencerminkan identitas Turki sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Turki mendukung perubahan itu.

Hagia Sophia adalah tempat ibadah penting bagi umat Kristen Ortodoks selama berabad-abad sampai Istanbul, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel, jatuh ke tangan Turki Ottoman pada 1453.

Mereka mengubah bangunan itu menjadi sebuah masjid tetapi, setelah pembentukan republik Turki modern sekuler di bawah Mustafa Kemal Ataturk, Hagia Sophia menjadi museum pada 1934.

Banyak orang Kristen merasa nyaman dengan status Hagia Sophia sebagai museum karena bangunan kuno yang berasal dari abad keenam itu secara efektif menciptakan ruang netral yang menghormati warisan Kristen dan Muslim. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler