jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, masyarakat Jakarta sekarang lebih cerdas dan realistis dalam menyikapi calon pemimpin ke depan. Masyarakat belajar banyak dari pengalaman pemilihan presiden yang memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004 dan 2009 lalu.
"Kemudian juga pengalaman pada pemilihan Gubernur 2012 yang memenangkan Jokowi dan Pilpres 2014," ujar Andre, Senin (3/10).
BACA JUGA: Prabowo Tak Perlu Turun Tangan seperti SBY Kawal Agus
Pada tahun-tahun itu kata Andre, konsultan pencitraan memoles SBY dan Jokowi sedemikian rupa, sehingga mendapat tempat di hati masyarakat. Akan tetapi setelah terpilih, kinerja keduanya justru berbeda dengan polesan citra yang dibangun.
Menurut Andre, pengalaman berharga tersebut, tentu menjadi pelajaran yang sangat berharga. Paling tidak masyarakat mulai dapat membedakan mana yang sekadar pencitraan dan mana yang benar-benar tulus bekerja bagi masyarakat Jakarta.
BACA JUGA: Pengalihan Dukungan Parpol di Putaran Dua Transaksional
"Jadi saya melihat, Pilkada DKI 2017 ini akan menjadi pertarungan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat," ujar Andre.
Saat ditanya bagaimana dengan pasangan lainnya, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Andre mengatakan belum masuk hitungan. Sebab kehadiran Agus-Sylvi oleh sebagian besar masyarkat dilihat lebih sebagai penerus dari dinasti politik SBY.
BACA JUGA: Pemilih Jokowi-Ahok Mulai Beralih ke Anies-Sandiaga
Apalagi, lanjutnya, pengalaman politik dinasti di Indonesia kurang bagus. Banyak penerus dinasti yang tersandung berbagai macam masalah mulai korupsi sampai masalah narkoba.
"Nah dalam 'pertarungan'ini, kami optimis dengan menjadikan Pilkada DKI sebagai festival ide dan gagasan. Pasangan Anies-Sandi mendapatkan tempat tersendiri di hati warga Jakarta. Masyarakat sudah paham, memimpin Jakarta tidak cukup dengan tegas dan berani, tetapi juga santun, beradab dan manusiawi," ujar Andre.
"Sekali lagi, Pilkada Gubernur DKI sebagai festival adu ide, program, dan gagasan, bukan pemilihan model yang berdasarkan tampang ganteng sebagai tolak ukur pemilihan," kata Andre.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antara Ahok dan Obama..
Redaktur : Tim Redaksi