JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation, sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar kepercayaan.
Rencananya, penghargaan tersebut akan diberikan 30 Mei mendatang di New York, Amerika Serikat. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menerangkan pemberian anugerah itu, tentu memberikan nilai positif bagi Presiden SBY.
Kendati demikian Fadli mengkritisi banyaknya penghargaan yang didapatkan oleh orang nomor di pemerintahan Indonesia tersebut. Sebab menurutnya, seorang pemimpin negara yang terpenting adalah penghargaan dari rakyat.
"Penghargaan yang muncul secara tulus dari rakyat atas keberhasilan menciptakan kebahagiaan, kesejahteraan, kemerdekaan dan perdamaian. Jangan sampai, dunia internasional memberikan penghargaan namun rakyat sendiri justru menilai sebaliknya," ujar Fadli di Jakarta, Rabu (8/5).
Anugrah World Statesman Award tersebut sambung Fadli, diberikan bagi mereka yang berhasil membangun perdamaian, demokrasi dan toleransi. Namun di Indonesia, tingkat konflik yang melibatkan kelompok etnis dan keagamaan justru makin meningkat..
"Apa arti gelar dan penghargaan tersebut bagi rakyat Indonesia? Sebab, bagi pemimpin negara, yang terpenting adalah apa yang dicapai dan apa diwariskan bagi rakyat, legacy. Bukan jumlah gelar atau penghargaan luar negeri yang diterimanya," katanya.
Fadli mencontohkan, sosok Mikhail Gorbachev banyak menerima hadiah Nobel dan penghargaan dunia. Namun demikian ia tak dihargai rakyat di dalam negeri, bahkan Uni Soviet mengalami disintegrasi. (gil/jpnn)
Rencananya, penghargaan tersebut akan diberikan 30 Mei mendatang di New York, Amerika Serikat. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menerangkan pemberian anugerah itu, tentu memberikan nilai positif bagi Presiden SBY.
Kendati demikian Fadli mengkritisi banyaknya penghargaan yang didapatkan oleh orang nomor di pemerintahan Indonesia tersebut. Sebab menurutnya, seorang pemimpin negara yang terpenting adalah penghargaan dari rakyat.
"Penghargaan yang muncul secara tulus dari rakyat atas keberhasilan menciptakan kebahagiaan, kesejahteraan, kemerdekaan dan perdamaian. Jangan sampai, dunia internasional memberikan penghargaan namun rakyat sendiri justru menilai sebaliknya," ujar Fadli di Jakarta, Rabu (8/5).
Anugrah World Statesman Award tersebut sambung Fadli, diberikan bagi mereka yang berhasil membangun perdamaian, demokrasi dan toleransi. Namun di Indonesia, tingkat konflik yang melibatkan kelompok etnis dan keagamaan justru makin meningkat..
"Apa arti gelar dan penghargaan tersebut bagi rakyat Indonesia? Sebab, bagi pemimpin negara, yang terpenting adalah apa yang dicapai dan apa diwariskan bagi rakyat, legacy. Bukan jumlah gelar atau penghargaan luar negeri yang diterimanya," katanya.
Fadli mencontohkan, sosok Mikhail Gorbachev banyak menerima hadiah Nobel dan penghargaan dunia. Namun demikian ia tak dihargai rakyat di dalam negeri, bahkan Uni Soviet mengalami disintegrasi. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LHI Malah Acungkan Jempol
Redaktur : Tim Redaksi