jpnn.com, MALANG - Gempa besar disusul tsunami yang menerjang Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan sejumlah daerah lainnya di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9), didahului gempa ringan.
FAJRUS SHIDDIQ - Malang
BACA JUGA: Tolong Pak, Anak Istri Saya Masih Tertimbun
Hari itu Jumat (28/9), para atlet Paralayang dari berbagai Kota menyudahi perlombaan Cross Country Paralayang, di siang hari. Atlet Paralayang Kabupaten Malang Taufik, bersama sejumlah rekannya sudah bisa santai pukul 11.00 siang. Lomba selesai, dia langsung melanjutkan Salat Jumat.
”Habis salat kami langsung berpisah dengan teman-teman,” kata Mastertandem Paralayang Gunung Banyak ini. Karena sejumlah atlet, tempat menginapnya berbeda-beda. Taufik sendiri menginap di Hotel Borneo.
BACA JUGA: Pasha Ungu Ikut Angkat Jenazah Korban Gempa Palu
Sebentar beristirahat, Taufik keluar dari hotel untuk mencari makan siang. Usai makan siang, dia mengagendakan nonton film bersama teman-teman.
Di Palu Grand Mal (PGM), dia sudah merasa santai. Tiba-tiba saja, gempa terjadi. ”Waktu itu sekitar pukul setengah tiga,” tuturnya.
BACA JUGA: Rp 5 Miliar untuk Gempa Sulteng dari Pemprov Jatim
Karena takut, dia pun keluar mal. Dia langsung kembali ke hotel tempatnya menginap. Waktu itu kata dia, tidak ada kerusakan yang berat.
Banyak orang tidak menyangka, jika akan ada gempa susulan dan tsunami. ”Saya masih ingata, film itu baru jalan lima belas menit,” bebernya, seperti diberitakan Radar Malang.
Di hotel, Taufik menunggu waktu makan malam. Namun keadaan berubah jadi gelap gulita dalam sekejap. Waktu itu, adzan Magrib baru dikumandangkan. Bersamaan dengan adzan, gempa terjadi sekitar 15 detik.
BACA JUGA: Tolong Pak, Anak Istri Saya Masih Tertimbun
Taufik tidak sadar jika gempa itu juga disusul dengan tsunami. ”Pas adzan Magrib, gempa lima belas detik. Sangat terasa,” tandasnya dengan mata berkaca-kaca. (RM/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Gempa Sigi Dikaruniai Bayi Kembar Tiga di Makassar
Redaktur & Reporter : Soetomo