jpnn.com, PALU - Masih banyak korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) belum terevakuasi. Anggota keluarga mereka panik.
Laporan Ridwan Marzuki - Muh Nurhadi
BACA JUGA: 34 Korban Gempa Ditemukan Tewas di Gereja Sigi Biromaru
Seorang pria tergopoh-gopoh, masuk ke dalam tenda selatan posko utama pengungsi korban gempa dan tsunami Donggala-Palu di Markas Korem 132/Tadulako, Palu, Minggu (30/9).
Kepanikan tergambar di wajahnya. Juga sedih. Tanpa sandal atau pengalas kaki. Sebuah kondisi yang langka terjadi ketika seseorang memasuki lingkungan TNI. Akan tetapi, pria itu tak peduli. Tak gentar. Dia mendekat ke arah personel yang duduk bagian depan.
BACA JUGA: Rp 5 Miliar untuk Gempa Sulteng dari Pemprov Jatim
"Tolong kami, Pak. Tolong....," demikian kalimat permohonan Alto Giffari, warga Balaroa, Kecamatan Palu Barat.
Dialah pria malang itu. Raut kesedihan tergambar dari wajahnya yang lusuh. Tubuhnya tak terawat. Belum mandi sejak gempa dan tsunami menghantam Palu.
BACA JUGA: Korban Gempa Sigi Dikaruniai Bayi Kembar Tiga di Makassar
Pakaiannya pun seadanya. Baju kaus oblong putih yang dikenakannya, warnanya telah berubah menjadi krem akibat lumpur dan debu. Untuk celana, dia hanya mengenakan celana kolor pendek.
"Beri kami bantuan. Belum ada bantuan masuk ke sana. Korban belum diangkat (evakuasi). Tolong, anak istri saya masih tertimbun di sana kasihan," pinta Alto sangat memelas.
Seorang relawan evakuasi mengarahkannya mendaftar di posko induk pengungsi korban gempa dan tsunami Palu. Tak lama, petugas membantunya. Namanya dicatat. Kini, dia terdaftar sebagai salah satu korban yang akan mendapat bantuan. (FAJAR/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keajaiban dari Tsunami Palu, Tenggelam tapi Selamat
Redaktur : Tim Redaksi