jpnn.com, KATINGAN - Kegiatan Farm Field Day (FFD) di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah berlangsung sukses.
Giat tersebut dihadiri ratusan petani penerima manfaat Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), penyuluh pertanian, peneliti, Koordinator BPP Pegatan, serta pengelola Program SIMURP Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Katingan.
BACA JUGA: Petani Pangkep Panen Raya Berkat Teknologi CSA
Adapun FFD dilaksanakan pada lokasi SIMURP Demonstration Plot BPP Pegatan Kabupaten Katingan.
Demplot merupakan metode penyuluhan pertanian yang ditujukan kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan agar para petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan.
BACA JUGA: Hanya Allah, Brigadir J, dan Putri Candrawathi yang Tahu Kejadian di Magelang
"Program FFD ini merupakan bagian dari Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP. Petani di sini sangat terbantu dengan penerapan teknologi CSA. Efeknya signifikan," ujar pengelola Program SIMURP Provinsi Kalteng Alpan Samosir.
Dia menjelaskan bahwa lewat FFD petani berbagi pengalaman sekaligus saling sharing pengenai implementasi CSA.
BACA JUGA: Cinta dengan Wanita, TL Berbuat Nekat, Korban Hanya Bisa Pasrah
FFD secara signifikan meningkatkan produktivitas petani di daerahnya.
"Terbukti dari hasil ubinan tahun ini yang notabene memang meningkat," kata Alpan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa FFD merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling bertukar informasi.
Informasi tersebut khususnya tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam bertani.
"FFD dan panen di lokasi Sekolah Lapangan (SL) juga merupakan salah satu kegiatan dari SIMURP. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali potensi, masalah, dan hambatan yang ditemui oleh para petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani," kata Dedi.
Dia menjelaskan kalau pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian.
CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman," katanya.
"Kementan akan terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan BPP Kostratani sebagai acuan untuk menciptakan pertanian yang tangguh menghadapi krisis iklim," tambah Dedi.
Hal ini tentunya sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan jika hadirnya Program SIMURP diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP Kostratani.
Kostratani merupakan penguatan peran dan fungsi BPP yang berbasis teknologi informasi serta mampu memberikan contoh dalam penerapan teknologi CSA. Ini tentunya membutuhkan SDM berkualitas.
"Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita di masa mendatang dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem," ujar Mentan SYL.
Melalui CSA yang ramah lingkungan terbukti dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, meningkatkan Intensitas Pertanian (IP) serta menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani.
"Dengan hadirnya Program SIMURP diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)," ujarnya. (rhs/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Polisi jadi Dalang Pencurian Mesin ATM, Pangkatnya Bikin Kaget, Tuh Orangnya
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti